Jakarta, RESOURCESASIA.ID – Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebut situasi penanganan darurat virus korona (covid-19) merupakan momentum untuk meningkatkan penerapan energi terbarukan. Pasalnya, sejak penerapan social distancing emisi gas karbon yang dihasilkan dari bahan bakar fosil turun drastis.
“Lebih penting itu bagaimana gunakan listrik lebih bersih, kalau harga sedikit lebih mahal ini upaya marketing agar bisa diterima masyarakat,” kata Jonan dalam diskusi virtual bertajuk ‘Industry Roundtable Resources, Mining and Energy’, Selasa, 14 April 2020.
Jonan meyakini banyak orang yang tertarik dengan pemanfaatan energi terbarukan baik pembangkit listrik maupun bahan bakar kendaraan saat satu bulan penuh hanya berkegiatan dari rumah. Lantaran wabah, masyarakat Jakarta bisa menyaksikan langit cerah tanpa terhalang kabut asap emisi karbon.
“Banyak orang berpikir kita ketinggalan sekali untuk masyarakat punya cleaner energi meskipun harga relatif lebih tinggi, saya yakin harga akan berubah dan terjangkau. Listrik yang mudah adalah matahari makanya saya dorong atap rumah itu bikin panel surya sendiri karena energi makin naik dengan peningkatan ekonomi,” ungkapnya.
Jonan juga menyebut bahwa penerapan energi terbarukan perlu segera diterapkan di sektor pembangkit listrik dengan penjejakan investasi. Meskipun menggunakan batu bara, penerapan teknologi mutakhir pada mesin pembangkit sangat diperlukan agar emisi yang dihasilkan lebih sedikit.
“Mesti dicari cara apakah batu bara itu menggunakan engine atau turbin yang bisa saring polusi asap jauh lebih ketat. Ini harus dimulai, energy is long term industri bukan small and medium enterprises, enggak bisa hanya dengan bikin aplikasi,” ungkapnya seperti dikutip medcom.id
Lebih lanjut, Jonan juga mendukung agar penggunaan kendaraan berbahan bakar listrik bisa lebih banyak digunakan. Masyarakat perlu diberikan insentif agar mau beralih seperti bebas pajak, bebas ganjil genap dan aturan yang meringankan ketimbang kendaraan bermesin konvensional.
“Apapun teknologinya, apapun bentuk cara ngisi listriknya, saya pikir harus dilakukan secepat mungkin karena polusi yang dihasilkan mayoritas mungkin oleh kendaraan bermotor di jalan raya,” tuturnya.
Photo : gogle image