Resourcesasia – PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, dijadwalkan menandatangani kontrak engineering, procurement, and consctruction (EPC) Tahap 1 Line 1 Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH), Maluku Utara dengan konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan Kawasaki Heavy Industries Ltd di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Rabu (21/12) sore.
Trenggono Sutiyoso, Senior Vice President Corporate Communication Aneka Tambang, mengatakan penandatanganan kontrak ini merupakan proses lanjutan setelah penunjukkan Aneka Tambang kepada pemenang tender Wika-Kawasaki dengan nilai kontrak Rp 3,43 triliun.
Menurut Trenggono, proyek P3FH yang akan dibangun konsorsium Wika-Kawasaki terdiri atas rotary dryer berkapasitas 170 ton per jam, rotary klin berkapasitas 165 ton per jam, electric furnace berkapasitas 60 MW serta peralatan penunjang lainnya. “Pabrik feronikel Haltim satu line 1 berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (Tni) per tahun,” katanya.
Johan NB Nababan, Direktur Pengembangan Aneka Tambang, sebelumnya mengatakan penunjukan pemenang tender EPC turnkey proyek P3FH menandai komitmen perusahaan untuk menyelesaikan proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, tepat waktu dan tepat anggaran.
Menurut Johan, pabrik feronikel Haltim akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel Antam menjadi 40.000-43.500 ton nikel (TNi) per tahun dari sebelumnya sekitar 27.000-30.000 TNi per tahun. Pabrik yang ditargetkan memasuki tahap komisioning pada akhir 2016 ini juga turut mendukung program pembangunan industri dasar logam stainless steel.
Proyek P3FH merupakan salah satu proyek strategis Antam yang bertujuan meningkatkan nilai tambah potensi bijih nikel perusahaan melalui kegiatan pengolahan bijih nikel menjadi feronikel, dimana tahap1 Line 1 memiliki kapasitas produksi 13.500 TNi dalam feronikel. P3FH direncanakan dapat menunjang fasilitas produksi utama yaitu rotary dryer berkapasitas 170 ton per jam, rotary kiln kapasitas 165 ton per jam, electric smelting furnace berkapasitas 60 MW serta peralatan penunjang lainnya.
Pasokan listrik untuk pabrik tersebut dijadwalkan berasal dari PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA). BUMN yang memproduksi batubara tersebut pada Januari 2016 telah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Antam untuk membangun PLTU berkapasitas 80 MW. (RA)