RESOURCESASIA.ID, BUNYU – Pulau Bunyu adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara merupakan salah satu pulau terluar di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pulau Bunyu memiliki luas 11.393,104 hektare dan masih banyak hutan yang ditumbuhi oleh tumbuhan endemik diantaranya akar pakis.
PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field berhasil mengembangkan inovasi akar pakis dalam produk Good Fern, yaitu media tanam berbahan dasar akar pakis untuk pertanian hidroponik dan organik, melalui Program Mantap Betul (Media Tanam Akar Pakis Untuk Bunyu Pertanian Unggul), sebuah program CSR unggulan yang dilaksanakan oleh PEP Bunyu Field.
Senior Manager Bunyu Field Andry Sehang menerangkan bahwa pemanfaatan akar pakis untuk media tanam merupakan hasil karya penelitian yang dilakukan oleh warga asli Bunyu yang kemudian didukung pengembangannya oleh PEP Bunyu Field melalui program CSR dengan menyediakan lahan untuk hidroponik dan memberikan pelatihan kepada masyarakat di Pulau Bunyu, Kalimantan Utara, Kamis (16/11).
“Kami terus mendukung program pemerintah untuk menciptakan ketahanan pangan di Pulau Bunyu melalui Program CSR Butani atau Bunyu Ketahanan Pangan Mandiri yang mengintegrasikan program-program CSR PEP Bunyu Field, yaitu Program Mantap Betul, Program Kentungan Pak Abo, Program Bank Sampah Manise, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Wanita Usaha Mandiri, dan Program Kampung Herbal,” jelas Andry.
Menurutnya, pilihan perusahaan untuk mengembangkan inovasi akar pakis didasarkan pertimbangan bahwa tanaman pakis merupakan potensi lokal sebagai tanaman endemik yang banyak tersebar di daerah Kalimantan Utara, sehingga banyak tersedia bahan baku untuk menunjang program ini.
“Selain itu, akar pakis merupakan alternatif media tanam hidroponik dan organik yang tepat, serta memiliki unsur hara yang tinggi sehingga dapat mengurangi kebutuhan lahan pertanian dan air dibandingkan pertanian konvensional mengingat kondisi alam di wilayah ini,” ungkap Andry.
Andry menerangkan bahwa secara ekonomi penghematan penggunaan air pada pertanian konvensional hingga Rp. 525.000,- untuk setiap satu kali masa tanam dan penghematan pupuk hingga 5 juta rupiah.
Inovasi akar pakis ini sudah mendapat sertifikat paten sederhana, serta telah menoreh prestasi antara lain menajdi Juara Satu untuk Teknologi Tepat Guna (TTG) dari Pemerintah Provinsi Kaltara pada tahun 2022 dan Juara Ketiga tingkat nasional di 2023 dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Sebelum dikembangkan pertanian hidroponik dan organik, menurut Andry, awalnya masyarakat Bunyu kurang tertarik dengan pertaninan. “Program Mantap Betul telah berhasil meningkatkan pengetahuan tentang pertanian dan mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat sehingga dapat terbentuk 3 kelompok yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Amanah, KWT Msakada dan Karang Taruna Karya Muda yang kemudian melahirkan KUB Mekar Jaya.
BACA JUGA : Dukung Penyelamatan Ekosistem Bawah Laut dan Pesisir, PHSS Kembangkan Program CSR Jaga Pesisir Kita
Andry juga menjelaskan Green House PEP Bunyu atau program kampung hijau kita menggunakan solar panel untuk suplay listrik, semua penerangan dan untuk mangalirkan air lewat suplay listrik solar panel jadi energi kita juga ramah lingkungan, kita berikan nama Desa Energi Berdikari Pertamina.
Salah satu lokal hero pada program ini, Munsih, kini turut aktif membagikan pengetahuan pertanian hidroponik ke seluruh anggota kelompok. “Awalnya kita hanya menanam bawang merah, namun dengan menggunakan akar pakis ternyata kami berhasil menanam tanaman lain juga seperti kol dan melon,” jelasnya.
Selain itu juga Asiah Jufri salah satu anggota KWT Amanah mitra binaan Pertamina EP Bunyu mengatakan kami sebagai mitra binaan sangat bersyukur sekali memberikan kami bantuan berupa satu paket Deep Flow Technique (DFT) untuk kami menanam selada, sawi, kangkung, daun bawang, pakcoy dan labu dan timun. Hasil panen ini kami jual ke warga dan memang dari produksi kami di sini masih kurang karna mememang permintaan kami di sini tinggi dan KWT Amanah sduah 3 tahun bermitra dengan Pertamina EP Bunyu.
”Harapan kami semoga perusahaan masih selalu memberikan kami support berupa apa-apa yang kami butuhkan di kelompok tani kami. Kami senang sebagai warga di pulau Bunyu ini dirangkul untuk memberikan kami kegiatan yang positif, meningkatkan perekonomian keluarga kami karena adanya Pertamina memberikan binaan ini merasa terbantukan”, tandasnya.
Karang Taruna memanfaatkan Akar Pakis dengan brand Good Fern.
Inovasi membuat media tanam Good Fern mulai menular di sebagian besar warga Bunyu dan mulai dilakukan produksi untuk dipasarkan. Salah satu yang mendapat manfaat adalah Karang Taruna Karya Muda Desa Bunyu Barat. Jurianti (41) merupakan Koordinator Ekonomi Kreatif Karang Taruna Karya Muda Desa Bunyu Barat bersama dua belas orang rekannya mulai melakukan produksi akar pakis Good Fernsudah berjalan selama satu tahun.
Jurianti mulai melakukan kegiatan produksinya pada bulan Juni 2023 dengan mencari akar pakis di wilayah Pulau Bunyu, kemudian disortir dan diberi anti jamur dan dikemas. “Harga satu plastik Rp15.000,- per ons/100 gram, bulan ini pesanan lagi banyak sekitar 150 bungkus plastik,” katanya.
Kebanyakan penguna Good Fern di Bunyu adalah KWT Mitra Binaan PT. Pertamina EP Bunyu Field dan warga pencinta tanaman hidroponik. Desa Bunyu Barat merupakan kegiatan sampingan Namun memberikan keuntungan.
Dalam kemasan Good Fern diproduksi Juriyanti dan rekan – rekannya dicantumkan juga manfaat Good Fern untuk pertanian hidroponik diantaranya sebagai media tanaman yang berkualitas dan murah, daya serap air cepat dan daya simpan air sangat baik, dapat digunakan berkali – kali, mengandung Nitrogen dan Kalium yang tinggi sangat cocok untuk tanaman bawang merah, mudah menjaga kadar oksigen media tanam dan tidak mudah lapuk dan mengotori instalasi hidroponik.
Sedangkan manfaat Good Fern untuk pertanian organik yakni kandungan Nitrogen tinggi sangat baik untuk masa pertumbuhan vegetative, memiliki unsur hara yang lengkap, baik sebagai media tanam organik, sangat baik sebagai media campuran untuk pupuk kompos organik dan menjadikan tanah berpori, sehingga mudah menyerap oksigen.
“Harapan kami tetap didampingi oleh Pertamina ada kelanjutan agar bermanfaat buat Karang Taruna, paling tidak ada kas yang masuk di kelompok Karang Taruna dan bermanfaat sekali untuk anak anak Karang Taruna dan terus bimbing kami berkelanjutan untuk Karang Taruna”, tandas Juriyanti.
Sementara itu, Manager Communication Relations & CID PHI Dony Indrawan menjelaskan komitmen perusahaan untuk menjalankan program CSR yang inovatif dan mampu menciptakan nilai yang dinikmati bersama (creating shared value) serta mendukung mitigasi perubahan iklim dan penurunan emisi.
BACA JUGA : PHE Sukses Raih Penghargaan GRAND PRIZE di Seoul International Invention Fair 2023
”Di Program Mantap Betul, pengelolaan akar pakis seberat 54,24 kg per tahun melalui inovasi Good Fern mampu menghasilkan pengurangan emisi karbon sebesar 0,951 ton CO2eq dari pembakaran akar pakis yang sebelumnya dilakukan masyarakat. Serta dapat menghemat konsumsi air sebanyak 8.250 liter dan 400 kg pupuk setiap satu kali masa tanam,” papar Dony.
Menurutnya, pengelolaan akar pakis dalam program CSR ini menjadi solusi atas isu pemanfaatan lahan pertanian, keterbatasan sumber kegiatan produktif masyarakat, dan emisi karbon dari pembakaran akar pakis. ”Dengan program ini kami optimis bahwa lingkungan terjaga, masyarakat memperoleh sumber pendapatan, dan program pemerintah untuk ketahanan pangan dapat didukung dengan baik,” pungkasnya.
PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional 3 yang dinakhodai oleh PHI. Dalam menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance), PEP Bunyu Field bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainability Development Goals (SDGs). (Rama Julian Saputra)
Foto : Dok Resourcesasia.id