RESOURCESASIA.ID.JAKARTA – PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), Perusahaan Penunjang industri minyak dan gas Bumi, pada kuartal I 2024 mencatatkan penjualan 3,9 ribu ton OCTG tubing, atau meningkat 35,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,8 ribu ton.
Volume penjualan OCTG tubing tersebut dikontribusi oleh OCTG tubing high dan low grade secara berurutan masing-masing sebesar 12,9% dan 87,1%.
Pencapaian volume penjualan OCTG tubing ini mencapai 19,3% target tahun 2024. Volume penjualan OCTG casing juga meningkat sebesar 11,8 kali pada kuartal I 2024 menjadi 1,6 ribu ton dan capai target tahun 2024 sebesar 17,7%.
Peningkatan volume penjualan ini tidak terlepas dari PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), anak usaha SUNI, yang menjamin ketersediaan OCTG tubing. Dalam proses produksinya, penggunaan bahan bakar gas dan listrik yang digunakan pada kuartal I 2024 sebesar 12.843,8 mmbtu gas dan 3,2 juta kWh listrik, atau masing-masing meningkat sebesar 5,3% dan 12,8% seiring dengan peningkatan volume produksi.
Namun efisiensi energi per unit masih dapat ditingkatkan dengan penggunaan listrik dan gas per unit masing-masing sebesar 840,5 kWh/ton dan 3,3 mmbtu/ton, atau masing-masing efisiensi energi per unit listrik dan gas sebesar 16,6% dan 22,3%.
Direktur Utama PT Sunindo Pratama Tbk, Willy Johan Chandra menyatakan kinerja operasional SUNI tahun ini sejalan dengan rencana dan target internal Perseroan dengan pertumbuhan volume OCTG tubing dan casing yang signifikan. Pada tahun ini, Perseroan juga akan menggarap kontrak baru dengan beberapa pelanggan potensial di Indonesia.
Lanjut Willy, Kebijakan Pemerintah terkait TKDN juga masih menjadi peluang bagi SUNI untuk memperkuat industri pipa lokal dengan sertifikasi TKDN dan berstandar internasional sehingga dapat memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas dalam negeri. Dengan target dan kebijakan Pemerintah tersebut, Indonesia masih menjadi captive market untuk produk seamless pipes/OCTG tubing dan memberikan peluang bagi Perseroan untuk menjamin keberlangsungan usaha ke depannya.
“Tantangan saat ini yakni ketepatan waktu delivery produk ke pelanggan. Untuk itu, SUNI terus melanjutkan langkah strategis pada tahun 2024 dengan meningkatkan penyertaan modal dan kapasitas produksi in-house di RTM. Dengan penambahan fasilitas tersebut, SUNI optimistis dapat memenuhi kebutuhan pelanggan baik secara volume maupun dari sisi waktu pengiriman. Pada tahun ini, melalui anak usahanya RTM, SUNI akan fokus pada penyelesaian pembangunan plant 2 akan beroperasi pada tahun 2025 dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja operasional dan keuangan Perseroan ke depan serta menjamin ketersediaan OCTG tubing,” ujar Willy, Jumat (3/5).
BACA JUGA:
CFO dan Corporate Secretary SUNI Freddy Soejandy menambahkan kinerja operasional ini mendukung untuk mencapai pertumbuhan kinerja keuangan berkelanjutan pada tahun 2024. OCTG tubing dan casing merupakan indikator yang biasanya memberikan kontribusi terbesar pada kinerja keuangan SUNI, rata-rata berkontribusi sebesar 91,1% pada tahun 2023. Selain penjualan OCTG tubing dan casing, volume penjualan wellhead juga memiliki kontribusi untuk meningkatkan kinerja SUNI. Semua kinerja operasional ini akan mendukung pencapaian kinerja keuangan SUNI dari segmen penjualan.
“Pada tahun 2024, dengan telah terbentuknya joint venture bersama Jiangsu Jinshi Machinery Group (JMP) dengan pembentukan PT Petro Synergy Manufacturing (PSM), SUNI juga terus melanjutkan proses pendirian workshop untuk produk wellhead. PSM akan menjadi strategic asset kedua bagi Perseroan untuk menghasilkan wellhead yang memenuhi TKDN dan berstandar internasional dengan harga yang kompetitif. Ditargetkan, PSM sudah mulai beroperasi dan berkontribusi bagi kinerja Perseroan pada kuartal ke-4 tahun ini,” ujar Freddy. (Rama Julian)
Foto: Dok SUNI