RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID sukses melahirkan berbagai jenis kopi melalui program-program yang dilaksanakan anggota-anggotanya. Hal ini juga sebagai upaya MIND ID yang terus mendukung program-program strategis Pemerintah Daerah, khususnya di bidang keberlanjutan.
MIND ID memiliki mandat mengelola sumber daya alam untuk peradaban, kemakmuran, dan masa depan yang lebih cerah melalui tata kelola lingkungan yang baik. Hal itu juga diwujudkan dengan mengembangkan berbagai jenis kopi.
“Program pengembangan masyarakat difokuskan pada komoditi yang bernilai strategis untuk meningkatkan kemandirian masyarakat sekitar wilayah operasional, termasuk pengembangan kopi,” kata Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf.
Salah satu mitra binaan Grup MIND ID PT Timah Tbk, Sumardi, berhasil mengembangkan pemasaran kopi khas Bangka Belitung yang diberi nama kopi petaling atau kopling. Kopi petaling adalah kopi jenis robusta yang diproduksi di Desa Petaling Banjar, Kabupaten Bangka.
BACA JUGA :
Kolaborasi Grup MIND ID Membangun Kesadaran Kolektif Masyarakat terhadap Lingkungan
Usaha perkebunan kopi yang dimulai secara mandiri pada 2013 ini kian dikenal hingga ke berbagai daerah sejak dirinya menjadi mitra binaan PT Timah Tbk. Selain itu, produk kopi ini juga sudah ada di beberapa marketplace, toko retail, TINS Galery, dan Galeri di Bandara.
PT Timah Tbk memiliki beberapa tempat untuk memasarkan produk UMKM yang tentunya sangat menguntungkan. Sumardi berharap, kopling dapat semakin dikenal masyarakat luas dan bisa menjadi produk unggulan Bangka Belitung.
Tak hanya untuk dirinya sendiri, Sumardi juga mengajak masyarakat untuk menjadi petani kopi, sehingga branding kopi petaling yang memiliki jargon Kopinya Orang Kite bisa terkenal sebagai kopi asli masyarakat Bangka Belitung.
Selama menjadi mitra binaan PT Timah Tbk, Sumardi juga mendapat pelatihan dan pembinaan yang sangat berguna untuk perkembangan usahanya. Sumardi mengklaim, kopi robusta di Bangka memiliki rasa lebih unik karena tumbuh di bawah 40 mdpl.
Keunggulan lain kopi ini adalah produksinya yang terbatas, sehingga terkesan eksklusif. Kopling hanya panen sekali dalam delapan bulan.
Anggota Grup MIND ID lainnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), juga berhasil memberikan program binaan kepada produsen kopi dari Sumatera Selatan bermerek Kopi Cap Bukit Jempol. Usaha kopi milik Hasnul Basri yang dimulai sejak 2018 ini sukses menembus pasar nasional.
BACA JUGA :
Grup MIND ID Komitmen Lakukan Revegetasi Lahan Pasca Tambang
Hal ini tak lepas dari pendampingan dan dukungan dari PT Bukit Asam Tbk. Hasnul Basri juga mendapat pelatihan bisnis dari anggota Grup MIND ID ini.
Kopi Cap Bukit Jempol memiliki keunggulan berupa aromanya yang mantap dan rasanya yang khas. Kopi ini merupakan blend (campuran) antara kopi arabika dan robusta.
Adapun kopi yang diproduksi berasal dari buah kopi asal Lahat, Sumatera Selatan. Buah kopi yang dipilih adalah buah kopi petik merah yang sudah melalui proses pascapanen ketat sebelum akhirnya masuk ke mesin sangrai.
Kopi ini dikemas dengan berbagai varian ukuran, mulai dari 200 gram, 250 gram, 500 gram, hingga 1 kilogram. Inovasi lain dari kopi ini adalah adanya produk kopi celup. Kopi Cap Bukit Jempol tersedia di berbagai platform digital, termasuk di platform marketplace Pasar Digital UMKM Indonesia (PaDi UMK) besutan Kementerian BUMN.
Sementara itu, Grup MIND ID PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Kuala Tanjung telah membina banyak UMKM di Batu Bara, salah satunya Kono Kopi. Kono Kopi menyajikan kopi arabika yang didatangkan langsung dari Aceh Takengon.
Pemilik Kono Kopi, Harry Nugroho, cukup selektif dalam memilih biji kopi. Pasalnya, berbeda dataran akan membuat kopi memiliki rasa yang berbeda juga meskipun jenisnya sama.
PT Inalum juga sempat menghadirkan Pojok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kono Kopi saat merayakan HUT ke-47 di Kantor Inalum, Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Batu Bara. Dalam acara itu, Kono Kopi berhasil menjual ribuan cup dalam sehari.
Adapun PT Aneka Tambang Tbk (Antam) bersama masyarakat mengembangkan kopi robusta menjadi kopi buli sejak 2017. Kopi yang juga dikenal dengan nama kopi Halmahera ini pengembangannya dikelola oleh Rumah Produksi Kopi, Koperasi Permata Buli.
Program pengembangan kopi ini termasuk ke dalam pelaksanaan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Program PPM oleh Perusahaan pemegang IUP telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba.
Salah satu dari delapan bidang kegiatan PPM adalah kemandirian ekonomi dan pembentukan kelembagaan komunitas masyarakat. Keberadaan kopi buli diharapkan mampu melengkapi usaha masyarakat untuk peningkatan ekonomi.
Tak hanya kopi buli, PT Antam Tbk juga mengoptimalkan produktivitas kopi dan kakao bersama petani di Kolaka dengan membuat kebun edukasi dan pelatihan. Program Kebun Edukasi Kopi dan Kakao untuk Keberlanjutan Petani Sopura (SIPATUO) dilakukan sejak tahun 2021.
Melalui program ini, PT Antam Tbk berupaya mempertahankan komoditas kopi dan kakao sebagai produk unggulan Kolaka. PT Antam Tbk melaksanakan program pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani terkait penanaman, peningkatan produktivitas tanaman kopi dan kakao, serta pemasaran.
Hingga saat ini, terdapat 1.267 pohon kopi dan 617 pohon kakao yang ditanam kelompok tani yang tergabung dalam program SIPATUO. Melalui program ini juga telah dibentuk kelompok wanita tani beranggotakan 12 orang yang juga ikut berkontribusi untuk mengembangkan kopi dan kakao di Kolaka.
Sementara itu, Grup MIND ID PT Freeport Indonesia (PTFI) berhasil membina UMKM makanan Rumah Kopi Amungme Gold. Mitra binaan PTFI yang telah diresmikan pada 14 Maret 2022 ini menghadirkan kopi amungme dari produksi masyarakat lokal di daerah dataran tinggi Mimika dengan cita rasa khas Papua.
BACA JUGA :
Lewat Tanggung Jawab Sosial, Grup MIND ID Serahkan Bantuan Kemanusiaan
Rumah Kopi Amungme Gold berlokasi di Jalan Malaria Kontrol (Malkon), tepatnya di belakang RS Chandra, Jalan Budi Utomo Timika. Program yang sudah didampingi PTFI sejak 1998 ini sudah mulai memproduksi kopi dalam skala kecil pada 2005.
Selanjutnya pada 2014, terjalin kerja sama dengan pemerintah daerah atas dukungan PTFI dengan melakukan MoU dari tahun ke tahun. PTFI juga telah memberikan pendampingan kepada anggota koperasi aktif, memberikan sosialisasi, serta memberi pemahaman kepada masyarakat yang ada di lingkungan dataran tinggi.
Pasalnya, kopi ini butuh waktu 5-10 tahun untuk bisa dilihat hasilnya. Melalui kerja sama dengan kepala kampung, kopi ini bisa dikembangkan di atas tanah sendiri.
Hingga saat ini, keanggotaan aktif di koperasi kopi Amungme Gold tercatat sebanyak 154 petani kopi. Dengan diresmikan Rumah Kopi Amungme Gold, kopi khas Papua ini sudah bisa dijadikan bisnis karena perusahaan sudah memberikan akses, fasilitas, binaan, serta kerja sama dengan pemerintah daerah.
Kopi Amungme Gold pun menjadi salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Mimika. Kopi ini sudah dikenal hingga di luar Papua, bahkan dunia. (Rama Julian)
Foto : Dok MIND ID