Resourcesasia.id, Jakarta – Industri migas tidak hanya memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan perekonomian di berbagai daerah. Kehadiran industri ini juga turut mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) lokal melalui program-program investasi sosial dan melahirkan tokoh-tokoh masyarakat yang membawa inspirasi bagi masyarakat sekitar.
Pada upacara pembukaan Konvensi dan Pameran Indonesia Petroleum Association (IPA) ke-42, sejumlah tokoh masyarakat dari berbagai wilayah operasi migas di Indonesia mendapatkan kehormatan untuk hadir dalam acara yang dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Jakarta, Rabu (2/5). Tiga tokoh masyarakat dari Riau termasuk di antaranya, yakni Mus Mulyadi, Wan Syamsinar dan Lambas Hutabarat. Mereka adalah penerima manfaat dari program investasi sosial PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Mus Mulyadi (43) tokoh masyarakat Suku Sakai di Pematang Pudu, Duri, merupakan promotor dan tokoh kunci untuk perubahan taraf hidup suku asli Sakai di Riau melalui program pertanian terpadu. Dia juga dikenal dengan inovasi-inovasi Best Management Practices (BMP) di bidang pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan dan lebih produktif.
Tak hanya itu, Mus juga berhasil membangun jejaring dan akses kerja sama masyarakat Sakai dengan pemerintah, institusi keuangan serta pasar untuk menciptakan pertanian terpadu yang berkelanjutan. Pembina Kelompok Pertanian Terpadu Masyarakat Sakai Pematang Pudu (KPTMSPP) ini mulai merintis kegiatannya sejak Desember 2011, ketika ia menjadi penerima manfaat program investasi sosial CPI.
Wan Syamsinar, 62, merupakan pembina kelompok pengrajin tenun songket Melayu di Dumai. Kegiatan yang dia tekuni turut berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sekitar dan pelestarian warisan budaya Melayu.
Sementara itu, Lambas (39) merupakan pengelola Bank Sampah Pematang Pudu Bersih (BSPPB) di Pematang Pudu, Duri. Dia mempromosikan dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat melalui pengelolaan sampah yang bernilai ekonomis. Melalui BSPPB, Lambas juga berkontibusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan penciptaan inovasi produk-produk daur ulang.
Program-program yang diikuti Mus Mulyadi, Wan Syamsinar dan Lambas Hutabarat merupakan bagian dari program PRISMA, singkatan dari Promoting Sustainable Integrated Farming, Small Medium Enterprise Cluster and Microfinance Access, yang dijalankan oleh CPI di sekitar wilayah operasinya. Program PRISMA bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, peningkatan kondisi sumber daya alam dan lingkungan, dan peningkatan sumber daya manusia. Ruang lingkup sektor program meliputi pertanian/perkebunan, peternakan, wirausaha, keuangan mikro, air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat, serta pusat pelayanan usaha kecil.
Selain pengembangan ekonomi lokal, fokus program-program investasi sosial CPI termasuk bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, rehabilitasi bencana, dan budaya. CPI merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama dari Pemerintah Indonesia yang mengoperasikan Blok Rokan di Riau. Dalam mengoperasikan blok migas, CPI bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas, atau disingkat SKK Migas. (RA)
Foto: sumber foto monitor.co.id