RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menyelenggarakan program vaksinasi dosis lanjutan (booster) untuk para pekerja hulu migas di Gedung City Plaza, Jakarta Selatan pada 3 – 4 Februari 2022. Kegiatan tersebut diikuti oleh 3.800 pekerja dari 42 KKKS dan perusahaan penunjang hulu migas yang telah menerima vaksinasi dosis kedua setidaknya berjarak 6 bulan.
“Di tengah meningkatnya kasus COVID-19 varian Omicron, SKK Migas terus berupaya agar aktivitas eksplorasi dan produksi hulu migas tetap berjalan agar dapat menjaga pasokan energi untuk mendukung pemulihan ekonomi dan secara berkelanjutan dalam jangka panjang dapat mencapai target produksi nasional yaitu 1 BOPD (barel minyak per hari) dan 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) gas di tahun 2030. Hal ini juga sejalan dengan arahan pemerintah untuk mendukung program vaksinasi nasional dan mempercepat cakupan vaksinasi” tutur Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas.
Pelaksanaan program vaksinasi booster tersebut bekerja sama dengan berbagai pihak. Dwi menyampaikan apresiasi kepada Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Puskesmas Mampang Prapatan, serta seluruh tenaga kesehatan dan pekerja yang membantu kelancaran proses pelaksanaan program.
Dwi menambahkan aspek kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan operasi hulu migas di seluruh lokasi yaitu K3LL (Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan).
Untuk itu, pelaksanaan vaksinasi booster dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat baik bagi peserta maupun penyelenggara. Pada akhirnya, program ini diharapkan dapat melindungi para pekerja hulu migas dari paparan virus Corona.
“Kami sedang berproses dengan instansi terkait untuk secara bertahap dapat melaksanakan vaksin booster untuk diberikan kepada seluruh pekerja hulu migas yang sudah mendapatkan vaksin ke-2 dapat secepatnya direalisaikan. Langkah ini dilakukan agar sektor yang vital bagi perekonomian ini dapat beroperasi secara optimal untuk mendukung pemulihan ekonomi dan menopang penerimaan negara”, pungkas Dwi.