RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo pada November 2023 lalu telah meresmikan PLTS Terapung Cirata yang berkapasitas 192 MWp, yang terbesar di Asia Tenggara. Kementerian ESDM akan mengembangkan lebih banyak lagi proyek yang serupa, dengan memanfaatkan bentang air permukaan yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kita juga sudah meresmikan di tahun 2023 ini PLTS Terapung, yang beberapa waktu lalu kita resmikan di Cirata, kita akan mengembangkan kembali proyek-proyek seperti ini. Banyak memang surface water yang ada di negara kita yang bisa kita manfaatkan, yang bisa kita optimalkan untuk bisa menghasilkan energi,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, ketika menyampaikan capaian kinerja tahun 2023 dan program tahun 2024, di kantornya, Senin (15/1) kemarin.
PLTS Terapung Cirata, yang dalam pembangunannya melibatkan 1.400 orang pekerja lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar proyek, memiliki BPP yang cukup murah, yakni USD5,8 cent/kWh.
“Tarif ini cukup kompetitif, tetapi dengan tren sekarang, kita harapkan harga ini bisa lebih murah. PLTS Terapung ini terbesar di Asia Tenggara, pengurangan emisinya bisa mencapai 214.000 ton CO2 per tahun, kemudian bisa menghasilkan energi hijau lebih dari 200 juta kilowatt hour yang mampu melistriki 50.000 rumah,” ungkap Arifin.
BACA JUGA :
Pemerintah Serius Kembangkan Energi Baru di Masa Depan Wujudkan Transisi Energi
Selain PLTS Atap, Indonesia juga memiliki potensi pengembangan PLTS Terapung, yang dapat dibangun di atas danau dan bendungan di sekitar 325 lokasi di Indonesia. Mengutip data jumlah bendungan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), PLTS Terapung dapat dikembangkan di 259 lokasi bendungan dengan potensi kapasitas mencapai 14.701,71 MW serta di 18 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air/Mikro/Mikrohidro (PLTA/M/MH) dengan potensi kapasitas hingga 446,1 MW.
Kemudian, dengan mengutip data jumlah danau yang dimiliki oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), PLTS Terapung juga dapat dibangun di atas 36 lokasi danau, dengan potensi kapasitas listrik mencapai 74.665,25 MW. Selain itu, terdapat pula potensi PLTS Terapung sebanyak 1.806,89 MW yang dapat dibangun di 12 lokasi PLTA/MH. Adapun penghitungan potensi listrik yang dapat dihasilkan berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2023 tentang Bendungan, yakni 20 persen dari luas waduk tergenang.
“Potensi PLTS terapung di danau itu ada 36 lokasi, kita punya potensi pemanfaatan sebesar 74,6 GW. Kemudian ada PLTA dan mikrohidro di 12 lokasi, ini bisa 1,8 GW, nah ini kita optimalkan. Kemudian juga yang di bendungan-bendungan itu ada 259 lokasi itu bisa 14,7 GW. Kemudian juga potensi PLTA di bendungan-bendungan ini yang bisa menghasilkan kurang lebih 450 MW yang memang harus menjadi perhatian kita yang memang bisa langsung masuk ke dalam bauran,” imbuh Arifin. (Rama Julian)
Foto : ESDM