RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – MIND ID sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan konsisten memperkuat program pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari mendukung program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Perseroan berupaya proaktif mengentaskan kemiskinan, mendukung kehidupan sehat dan sejahtera, serta penguatan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kesenjangan di masyarakat sekitar wilayah operasi pertambangan.
Pasca penertiban Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) pada 2015 silam, seorang mantan gurandil Haji Ocang mengaku mendapat perhatian dan dukungan penuh dari grup MIND ID, PT Antam Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor.
Dirinya diberi tanggung jawab untuk mengelola program peternakan ayam berkonsep closed house saat ini sudah secara umum banyak membawa manfaat bagi masyarakat Kampung Gunung Dahu.
“Saya berterima kasih kepada Grup MIND ID dan para Anggotanya. Dengan dukungan ini kami sudah mampu mengelola peternakan ayam dan mengajak Masyarakat sekitar sebagai pengelolanya,” katanya.
Dia berpendapat kegiatan PETI adalah sebuah kegiatan merusak lingkungan yang menghancurkan masa depan kehidupan warga termasuk mengancam keselamatan jiwa ribuan warga lain yang setiap hari bergantung pada aliran Sungai Cikaniki.
Berbekal dari kesadaran tersebut, para mantan PETI yang tergabung dalam Kelompok Bhakti Tani di pasca penertibannya banyak mencari usaha lain untuk dijadikan sumber penghasilan untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
BACA JUGA:
Hari Air Sedunia, Komitmen MIND ID Jaga Sumber Air Bersih Berkelanjutan dalam Pertambangan
Dalam realisasinya, Haji Ocang banyak membantu persiapan pembangunannya termasuk membantu pencarian pada penyediaan bibit anak ayam (DOC) hingga siap dibudidayakan.
Begitupun untuk kegiatan pengelolaan sehari hari, peternakan ayam closed house Kampung Gunung Dahu ditangani oleh masyarakat setempat yang berjumlah 13 orang, terdiri dari 1 orang pimpinan dan 12 orang lainnya adalah pegawai.
Peran dari ke-13 orang ini memberikan kontribusi tenaga selama dalam pelaksanaannya, di mana aturannya untuk sebanyak 12 orang sebagai pegawai yang rutin bertanggung jawab memberi makan serta mengawasi kondisi ayam agar tidak stres sehingga dapat meningkatkan hasil penjualan.
“Kami bersyukur, selama empat tahun berdiri di pemukiman warga, kegiatan usaha peternakan yang berkonsep closed house mendapat dukungan penuh. Bahkan animo masyarakat Gunung Dahu tidak terganggu bahkan dirasakan aman-aman saja. Kami diajarkan untuk menjaga keberadaan peternakan agar tidak menimbulkan polusi pencemaran,” pungkasnya.
Di samping itu, Haji Ocang juga mengaku masyarakat petani juga sudah terbantu dalam menekan biaya pembelian pupuk untuk lahan pertaniannya. Sampai saat ini program budidaya peternakan ayam berkonsep closed house di Gunung Dahu masih terus berjalan, bahkan hasil panen di setiap tahun banyak alami peningkatan.
“Tercatat terhitung dalam kurun waktu 8 kali panen, usaha ternak kami mampu meraup untung yang sangat baik,” imbuhnya. (Rama Julian)
Foto: Dok MIND ID