RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – PT Amman Mineral Internasional Tbk (“AMMAN” atau “Perseroan”), menyelenggarakan acara Investor Gathering terkait rencana Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) yang akan dilakukan oleh Perseroan pada bulan Juni yang akan datang.
Presiden Direktur AMMAN, Alexander Ramlie mengatakan aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di era transisi energi, yang akan mendorong permintaan akan komoditas tembaga di masa mendatang.
“Pengembangan usaha AMMAN, mulai dari pembangunan smelter, penambahan kapasitas pabrik konsentrator, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga gas merupakan langkah besar yang akan membawa dampak positif bagi Perseroan dan pemangku kepentingan (stakeholders), dan juga bagi masyarakat sekitar wilayah operasional, warga Indonesia, dan juga dunia,” ujar Alexander pada acara Investor Gathering di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Alexander memaparkan bahwa saat ini anak usaha AMMAN, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sudah memasuki Fase 7 dalam operasional tambang Batu Hijau, di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan cebakan Elang.
“Kami sedang tahap pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang hingga 2030. Kami juga akan mulai mempersiapkan Elang untuk dapat memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046” paparnya.
Data cadangan bijih Amman untuk Batu Hijau dan Elang per tanggal 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.
Selain memiliki cadangan yang melimpah, keunggulan lain yang dimiliki Perseroan adalah biaya produksi yang rendah. Data dari Wood Mackenzie menunjukkan bahwa C1 cash cost AMMAN merupakan salah satu yang terendah jika dibandingkan perusahaan tambang tembaga lain di dunia. Hal ini dapat dicapai karena berbagai inisiatif untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional, hingga memecahkan rekor historis dan bahkan standar global.
Berikan Nilai Tambah
AMMAN melalui anak usahanya yaitu PT Amman Mineral Industri (AMIN) akan membangun smelter berkapasitas input awal 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun. Nantinya, smelter ini akan mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang.
“Smelter akan menghasilkan 222.000 ton katoda tembaga, 830.000 ton asam sulfat (dengan konsentrasi 98,0%). Lalu untuk Pemurnian Logam Mulia akan menghasilkan 18 ton emas batangan (dengan kemurnian emas 99,9%), 55 ton perak batangan (dengan kemurnian perak 99,9%), dan logam mulia lainnya. Smelter ini dibangun sebagai upaya Perseroan dalam mendukung program hilirisasi pemerintah. Dengan pengolahan konsentrat tembaga yang dilakukan di dalam negeri, Perseroan memberikan nilai tambah bagi produk, untuk Indonesia,” papar Alexander.
Operasional dengan Prinsip Keberlanjutan
Perseroan senantiasa menjalankan operasional dengan prinsip berkelanjutan. Salah satunya adalah pengoperasian PLTS terbesar di Indonesia saat ini untuk operasional pertambangan, dengan kapasitas puncak 26,8 Megawatt sejak Juni 2022. Dengan PLTS tersebut, Perseroan dapat berkontribusi mengurangi emisi CO2 hingga 40.000 ton/tahun. Peningkatan produktivitas dan efisiensi haul truck juga dapat menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 30 persen.
Selain berbagai upaya pengelolaan sumber daya, AMMAN juga melakukan berbagai inisiatif bagi masyarakat sekitar wilayah operasional yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Program pendidikan vokasi bagi generasi muda di wilayah KSB; peningkatan kapasitas Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM); serta pengembangan pariwisata berkelanjutan menjadi bagian utama dari Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
Struktur Penawaran Umum Saham
Sebanyak-banyaknya sebesar 7.287.520.000 (tujuh miliar dua ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus dua puluh ribu) saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp125,- (seratus dua puluh lima Rupiah) setiap saham atau sebanyak-banyaknya sebesar 10% (sepuluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Saham Perdana yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dan ditawarkan kepada masyarakat, dengan rentang harga penawaran sebesar Rp1.650,- (seribu enam ratus lima puluh Rupiah) hingga Rp1.775,- (seribu tujuh ratus tujuh puluh lima Rupiah) setiap saham.
Adapun target dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham yang dihimpun dari masyarakat yaitu sebanyak-banyaknya sebesar Rp12.935.348.000.000,- (dua belas triliun sembilan ratus tiga puluh lima miliar tiga ratus empat puluh delapan juta Rupiah) yang sebagian besar akan digunakan untuk kegiatan pengembangan usaha. Masa penawaran awal atau book building akan dilaksanakan mulai hari ini 31 Mei 2023 hingga 16 Juni 2023. Masa penawaran umum direncanakan pada 28 Juni – 3 Juli 2023.
Rencananya, AMMAN akan tercatat di Papan Perdagangan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan kode saham AMMN. Untuk rencana aksi korporasi ini, Perseroan telah menunjuk PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters). (RAMA)
FOTO: DOK RESOURCESASIA.ID