Sunday , 15 December 2024
Home / ENERGI TERBARUKAN / IESR: Penggunaan Energi Rendah Karbon dan Transisi Energi Berkelanjutan Berkontribusi pada Pertumbuhan Ekonomi

IESR: Penggunaan Energi Rendah Karbon dan Transisi Energi Berkelanjutan Berkontribusi pada Pertumbuhan Ekonomi

RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai, penggunaan rendah karbon dan transisi energi yang berkelanjutan bisa berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa mengatakan, jika ingin target pertumbuhan ekonomi 7 persen tercapai maka hal itu hanya bisa dicapai jika <span;>melakukan penggunaan karbon.

“Jadi itu kuncinya, kalau mau capai target pertumbuhan ekonomi 7 persen maka kita harus melakukan penggunaan karbon dan kuncinya adalah transisi energi menuju energi bersih,” kata Fabby dalam Pojok Energi bertajuk Sinyal Ujung Transisi Energi yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu.

Fabby juga turut menanggapi apa yang menjadi bagian dari visi misi tiga Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres) 2024 yang menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5 hingga 7 persen.

“Semua Paslon ngomong soal pertumbuhan ekonomi 7 persen, namun ada studi Bapennas di tahun 2019 yang menunjukkan Indonesia hanya bisa tumbuh di atas 6 persen, kalau kita mengintegrasikan penggunaan rendah karbon,” tukasnya.

Lebih jauh dia mengatakan, rendah karbon mengacu pada pembangunan dan operasionalisasi bangunan dengan tingkat emisi karbon yang rendah atau bahkan nol. Ini dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan energi fosil dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dalam infrastruktur bangunan.

Selain itu, upaya tersebut juga berhubungan dengan penurunan emisi gas rumah kaca secara keseluruhan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Hal ini dianggap penting karena emisi gas rumah kaca dan polusi udara dapat berkontribusi pada berbagai masalah, termasuk stunting (masalah gizi pada anak) dan kerusakan lingkungan seperti deforestasi.

BACA JUGA:

IESR: Pembangunan Energi Terbarukan Cenderung Lambat

Oleh karena itu, guna memperbaiki kondisi tersebut, penting untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

“Kita harus menurunkan intensitas emisi untuk setiap pertumbuhan EBT (energi baru terbarukan); menurunkan emisi gas rumah kaca, energi fosil, polusi udara karena itu menjadi penyebab stunting; meningkatkan bauran energi terbarukan; hutan harus kita pelihara,” jelas Fabby.

Namun, ia menyayangkan kurangnya pemahaman yang utuh dari calon presiden dan wakil presiden terkait dengan langkah-langkah konkret untuk mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan.

“Kalau kita baca visi misi saya kira semua Paslon itu bicara soal transisi energi hanya dengan pemahaman dan usulan solusi. Tapi saya belum melihat bahwa  Paslon-paslon itu punya pemahaman yang utuh terhadap apa yang diperlukan Indonesia untuk mewujudkan transisi energi yang berkeadilan,” papar Fabby.

Lebih jauh ia juga menekankan perlunya komitmen politik untuk mencapai target zero emission pada tahun 2060 di sektor energi dan 2050 di sektor kelistrikan. Fabby juga menyoroti pentingnya akselerasi energi terbarukan hingga 40-45 persen pada tahun 2030 serta penurunan penggunaan energi fosil, terutama PLTU, sebelum tahun 2045.

“Transisi energi bukan hanya tentang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” tukasnya.

“Karena periode 2024 sampai 2029 itu adalah periode kritikal untuk kita meletakkan fondasi bagi akselerasi transisi energi. Jadi, kalau ini enggak dilakukan dengan baik, transisi energi Indonesia akan kedodoran,” tutup Fabby. (Rama Julian)

Foto: Dok IST

About Resourcesasia

Resources Asia.id adalah portal berita yang menginformasikan berita-berita terkini dan fokus pada pemberitaan sektor energi seperti minyak dan gas bumi (migas), mineral dan batubara (minerba), kelistrikan, energi terbarukan (ebt), industri penunjang, lingkungan, CSR, perdagangan dan lainnya.

Check Also

EBT Didorong Untuk Menjadi Lokomotif Baru Menuju Swasembada Energi

RESOURCESASIA.ID, BANDUNG – Potensi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia masih terbuka sangat luas, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *