Resourcesasia, Jakarta – Total E&P Indonesie (TEPI) mengganti pucuk pimpinan sejak awal tahun ini. Presiden & General Manager TEPI kini dijabat oleh Arividya Noviyanto dan sekaligus Group Representative untuk Indonesia yang baru. Ia menggantikan Hardy Pramono (2014 – 2016), yang akan memasuki masa persiapan pensiun.
Arividya Noviyanto, yang efektif memegang posisi baru ini sejak 1 Januari 2017, sebelumnya menjabat Vice President of Finance, Human Resources, General Services, and Communication di TEPI.
Menurut Arividya, prioritas utama TEPI tahun 2017 ini adalah menahan penurunan produksi di Blok Mahakam.
“Selain itu saat yang penting ini memastikan bahwa proses transfer operator Blok Mahakam ke Pertamina dapat berlangsung mulus,” kata dia dalam keterangan resminya, Kamis minggu lalu.
Untuk tahun 2017, TEPI memproyeksikan produksi di Blok Mahakam mencapai 1,43 BCFD untuk gas, dan 53.000 BOD untuk likuid sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Kerja dan Anggaran 2017 (WP&B 2017.
“Kami memproduksi minyak dan gas di blok yang sudah mature, sehingga penurunan produksi secara alamiah adalah tantangan yang harus kami kelola,” kata Arividys
Arividya juga mengatakan tahun ini investasi TEPI akan lebih rendah dibandingkan 2016. Penyebabnya adalah situasi harga minyak dunia dan kontrak bagi hasil (PSC) yang menjelang berakhir.
Pada 2016, TEPI membukukan prestasi yakni sepanjang tahun tanpa Lost Time Injury/LTI. “Pencapaian yang bagus ini berkat kami menerapkan secara ketat prinsip-prinsip Kesehatan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan sebagai nilai utama. Kami akan tetap meneruskan perilaku dan budaya itu sambil tetap menerapkan pula good governance, compliance, serta operational excellences,” kata Arividya Noviyanto.
Arividya merupakan Alumni Institut Pertanian Bogor (masuk tahun 1983 di jurusan Teknik Industri) dan Magister Management Universitas Indonesia (lulus 1995). Ia bergabung di TEPI pada tahun 1994 sebagai Senior Cost Controller.(Rama)
Foto: Ist