Tuesday , 15 October 2024
Home / ENERGI TERBARUKAN / Ini Strategi Percepatan Pemanfaatan Kendaraan Listrik di Indonesia

Ini Strategi Percepatan Pemanfaatan Kendaraan Listrik di Indonesia

RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahjana, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menargetkan pengembangan sebanyak 2 juta kendaraan berbasis listrik roda empat dan 13 juta kendaraan listrik roda dua pada tahun 2030 nanti, yang diharapkan dari target tersebut terjadi penghematan energi sebesar 29,79 Million Barrel Oil Equivalent (MBOE) dan reduksi emisi gas buang sebanyak 7,23 juta CO2.

“Target tersebut merupakan bagian dari strategi percepatan program kendaraan listrik dan ekosistemnya, selain itu juga untuk akselerasi transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060,” ungkapnya ketika membuka workshop ‘Clean Energy for Indonesian Industrial Zones: Battery-to-Electric Vehicle (B2EV)’ di Jakarta, Selasa (21/5).

Agus mengatakan bahwa Indonesia tengah serius dalam upaya untuk mengembangkan rantai pasok ekosistem baterai kendaraan listrik, mulai dari hulu hingga ke hilir, mengingat Indonesia dianugerahi potensi nikel yang cukup besar dalam mendukung pengembangan industri ekosistem kendaraan listrik.

“Saat ini, pengolahan bijih nikel menjadi nikel dan kobalt sulfat sudah ada. Proyek-proyek berikutnya yang perlu dilaksanakan dan dipromosikan adalah pembuatan prekursor baterai, katoda, sel baterai, dan baterai, mengingat industri pengisian daya listrik dan daur ulang baterai juga sudah ada,” jelasnya.

Di Indonesia sendiri, Agus merincikan terdapat sembilan perusahaan pengolah bijih nikel menjadi nikel dan kobalt sulfat, yang merupakan salah satu material dalam pembuatan baterai kendaraan listrik. Empat perusahaan di antaranya sudah beroperasi, tiga dalam tahap konstruksi, dan sisanya masih dalam studi kelayakan. “Industri baterai kendaraan listrik roda empat di Karawang telah beroperasi dengan kapasitas 10 GWh pada bulan ini,” imbuhnya.

Selain itu, Agus menambahkan bahwa ekosistem kendaraan listrik perlu didukung pula dengan infrastruktur pengisian daya yang kuat. Tercatat pada April 2024, jumlah total stasiun pengisian daya yang tersedia sudah mencapai 1.566 unit, sementara unit baterai swap sebanyak 1.772 unit. Pemerintah menargetkan akan menambah hingga 48.118 unit stasiun pengisian daya dan 196.179 unit stasiun swap pada tahun 2030 nanti.

Meski demikian, Agus mengutarakan bahwa untuk mencapai hal itu semua membutuhkan kolaborasi dan sumbangsih dari seluruh pihak, baik itu pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, hingga mitra internasional. “Target transisi energi sangat menantang dan ambisius karena membutuhkan teknologi rendah karbon yang inovatif, industri pendukung, pendanaan yang masif, serta komitmen dan kolaborasi yang kuat dari semua pihak,” pungkasnya. (RA)

Foto: KESDM

About Resourcesasia

Resources Asia.id adalah portal berita yang menginformasikan berita-berita terkini dan fokus pada pemberitaan sektor energi seperti minyak dan gas bumi (migas), mineral dan batubara (minerba), kelistrikan, energi terbarukan (ebt), industri penunjang, lingkungan, CSR, perdagangan dan lainnya.

Check Also

Program Bisnis PGN Optimalkan Peran Strategis Gas Bumi dan Ekonomi Hijau Sejalan Asta Cita Prabowo-Gibran

RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Sebagai Subholding Gas PT Pertamina Persero, dua jalur pengembangan bisnis PT Perusahaan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *