Resourcesasia.id, Bojonegoro – Sebanyak 36 peserta dari Forum Redaktur bersama dengan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dijamu makanan tradisional khas Bojonegoro. Menu yang sederhana, nasi sambel, penyet lele dan ayam. Ditambah kentalnya sayur menir dan bothok tahu tempe dan petai cina (mlanding).
Sayur menir merupakan menu makanan yang sering di konsumsi warga Bojonegoro. Ada sedikit rasa manis merupakan olahan dari bumbu rempah yang dicampur dengan jagung manis dan waluh serta daun ketela. Tak heran jika kemudian menu makanan yang sering di konsumsi warga Bojonegoro itu ludes.
Meski sederhana, namun terasa nikmat karena dinikmati di tepi sawah. Aroma sawah, padi yang baru dipanen menambah kenikmatan menikmati menu khas jawa itu. Apalagi, suasana pedesaan jarang mereka dapat. Menu sederhana dan makanan khas itu disuguhkan pengelola Kedai K-Noman, yang berada di Desa Campurejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro.
Kedai K-Noman berada di wilayah ring satu operator Minyak dan Gas (Migas) Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ). Inovasi menciptakan Agro Kuliner khas pedesaan itu merupakan bentuk kemandirian dari desa setempat untuk meningkatkan perekonomian warganya.
Angro Kuliner tersebut menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) yang disinergikan dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan JOB PPEJ tahun 2016.
Pusat kuliner khas Bojonegoro yang menyuguhkan kekhasan pada sambal gorengnya itu berdiri di atas Tanah Kas Desa (TKD) setempat yang memang telah disiapkan untuk menjadi pusat kuliner. Selain itu, di tempat tersebut juga dilengkapi dengan media edukasi tentang pengeboran migas.
“Ini luas lahannya sekitar 2 hektar. Sudah dibuatkan Perdes (Peraturan Desa) untuk pembuatan Agro Kuliner yang baru ada di Kabupaten Bojonegoro,” terang Edi Sampurno, Kepala Desa (Kades) Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro.
Menurut Kades, pembangunan Agro Kuliner tersebut dibentuk dengan konsep tradisional dengan menyediakan menu tradisional khas dari desa tersebut.
Ditegaskan oleh Kades, bahwa inovasi pembuatan Kedai K-Noman atau Agro Kuliner tersebut bukan untuk individu dari pihak desa. Melainkan bertujuan untuk mengangkat dan meningkatkan perekonomian bagi warga masyarakat sekitar dan akan muncul peluang tenaga kerja yang bisa dimanfaatkan warga desa ring I perusahaan tersebut.
“Ini bukan untuk individu, Agro Kuliner ini akan dikelola oleh BUMDes dengan melibatkan warga masyarakat. Sehingga akan muncul peluang tenaga kerja baru dan peluang usaha,” lanjutnya.
Sementara itu, Akbar Pradima, sebagai Field Admin Superitendent (FAS) JOB PPEJ menyatakan sangat mendukung dengan adanya warga binaan yang bisa berkembang kreatif. Pasalnya dengan adanya dana CSR dari perusahaan bisa dikembangkan oleh pihak desa guna menggerakkan dan meningkatkan perekonomian bagi warga masyarakatnya.
“Prinsipnya kita mensuport kegiatan program kuliner di lokasi desa binaan kami. Ini merupakan program yang sangat bagus dari desa yang bisa menggerakkan dan meningkatkan perekonomian masyarakatnya,” terang Akbar Pradima.
Diharapkan kegiatan prositif dan inovasi yang dilakukan oleh pihak Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro itu juga bisa diterapkan oleh desa-desa lain dalam pengelolaan dana CSR. Sehingga manfaat dari CSR yang telah diberikan oleh perusahaan mampu memberikan manfaat perekonomian bagi warga sekitar perusahaan. (RJS)
Foto: Ist