RESOURCESASIA.ID, YOGYAKARTA – PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) kembali meneruskan program desa berdaya energi atau green economy, dengan kembali menanam 50 ribu bibit pohon Indigofera, di dua Kalurahan di Kabupaten Gunung Kidul.
Penanaman pohon Indigofera di lahan Sultan Ground seluas 30 hektar, merupakan program kerjasama PLN EPI dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yang menjadi bagian dari program pengembangan Sircular Economy berbasis keterlibatan masyarakat yang dikemas dalam program pengembangan green economy untuk mendukung Net Zero Emission.
“Penanaman tanaman energi ini tahap kedua, tahap pertama sudah kita lakukan di awal tahun 2023 kemarin, dan sudah dilakukan juga ke panenan di triwulan 4 tahun 2023 dan ini adalah tahap kedua jumlahnya 50 ribu bibit tanaman,” kata Hermawan Donny, Perwakilan Direktorat Biomassa PLN EPI, disela penanaman di Sendang Sunut, Kalurahan Gombang, Kamis (22/2/2024).
Donny menyebutkan, tahap kedua penanaman akan dilakukan di dua Kalurahan yaitu Karangasem dan Gombang, dengan masing-masing Kalurahan akan ditanam 25 ribu bibit pohon.
“Penyemaian benih pohon Indigofera sudah dilakukan selama 4 bulan lalu, sehingga sudah cukup usia untuk dilakukan penanaman di lokasi. Sehingga kemungkinan hidupnya atau semakin tinggi dengan kisaran tinggi bibit saru meter,” ucap Donny.
Seperti pada harapan awal program ini digulirkan, Donny berharap, keterlibatan masyarakat dalam menjaga dan merawat sekaligus dapat memanfaatkan daunnya untuk pakan ternak yang dimiliki, sedangkan batang bisa dimanfaatkan untuk cofiring di PLTU di PLN Grup.
Sehingga melalui program cofiring dengan mengganti sebagian batu bara atau bahan bakar fosil menjadi energi hijau dari pemanfaatan batang tanaman atau biomassa.
BACA JUGA:
Ini Lima Langkah Strategis PLN EPI Tahun 2024
“Program ini akan terus kita lanjutkan untuk tahap-tahap berikutnya, sehingga kemudian nanti akan ada secara sirkuler dapat membantu masyarakat untuk terus bisa melakukan program energi hijau secara nasional. Kemudian juga dapat membantu masyarakat juga, untuk meningkatkan taraf hidup eee di bidang pertanian maupun peternakan,” ujar Donny.
Sementara, Ketua Gapoktan Asem Mulia, Sunarto mengaku, kemanfaatan adanya program desa berdaya energi sangat membantu para petani dalam memenuhi kebutuhan pakan ternaknya, terutama ketika musim kemarau.
Sebagai informasi, Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu wilayah dengan kontur pegunungan kapur dengan potensi kekeringan saat musim kemarau di sejumlah wilayah.
“Kalau kesulitan perawatan tidak begitu, hanya akses kan memang berbukit-bukit. Ya, mudah-mudahan bio energi dapat terbangun, dan kebutuhan ternak dapat terpenuhi,” kata Sunarto
“Biasanya ini untuk makan kambing, disini hampir setiap KK punya ternak. Ini dimanfaatkan 3 dusun sekitar 300 KK, jumlahnya variatif ada yang punya lima, ada yang sepuluh,” ujar Sunarto.
Hal senada diungkapkan Lurah Karangasem, Parimin. Menurutnya, pengembangan energi biomassa dan green economy menjadi peluang besar bagi masyarakat baik yang ada di Kalurahan Karangasem maupun Kalurahan Gombang.
“Tentunya harapan kami, program ini berkelanjutan, karena dampak yang sudah kami rasakan itu bisa memberdayakan masyarakat. Terutama kemarin juga sudah dilakukan pelatihan maupun pengembangannya,” kata Parimin.