RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, mengelola wilayah kerja hulu migas di dalam dan luar negeri. PHE senantiasa terus berupaya meningkatkan kinerja untuk mendukung ketahanan energi nasional. Demi menjaga keberlangsungan energi dalam negeri, PHE secara masif dan agresif menjalankan strategi pengeboran eksplorasi di wilayah onshore maupun offshore.
PHE menjalankan transformasi dan ekspansi bisnis dalam mencapai visi menjadi perusahaan energi kelas dunia. Lebih dari 13 tahun pengalaman Pertamina dalam mengelola wilayah kerja offshore, di awali dengan akuisisi Wilayah Kerja (WK) Offshore North West Java (ONWJ) pada bulan Juli 2009. Saat ini, PHE konsisten menjalankan mandat menjaga kestabilan energi melalui pengelolaan aset eksisting offshore (PHE ONWJ, OSES, WMO, NSO, Nunukan, PHM & PHKT) dan New Venture Open Area dengan kegiatan eksplorasi yang terus meningkat.
Terdapat total 3.786 sumur offshore yang dikelola oleh PHE dengan aktivitas well intervention dan well services lebih dari 500 sumur per tahunnya. Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi, Wiko Migantoro, mengungkapkan bahwa terdapat lima kunci keberhasilan kinerja PHE offshore, “Pertama adalah HSSE & DWI Major Risk Management, kemudian Drilling Operation Excellence, ketiga Drilling Project Management Office, selanjutnya Supply Chain Management for Cost Effective Drilling, dan yang terakhir Innovation & Pioneering, kelima pilar tersebut mendukung pencapaian dan keberhasilan kami, tentunya berkat dukungan dari seluruh pihak dan pemangku kepentingan terkait,” ungkap Wiko.
PHE mencatatkan berbagai pencapaian di area offshore Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang disatukan dalam inovasi OPTIDRILL yang berhasil membukukan pengeboran tercepat di area Mahakam dengan cost efficiency lebih dari 55%. Inovasi ini menggunakan optimasi persiapan side track dari semen sumur lama secara rigless dengan Hydraulic Workover Unit, optimasi komplesi sumur rigless dan optimasi akuisisi data reservoir tanpa Drill Pipe.
Selain PHM, wilayah kerja offshore lainnya seperti PHE ONWJ, OSES, dan WMO juga tidak kalah menunjukan performa cemerlang. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan optimasi biaya yang sukses menurunkan well cost hingga lebih dari 33%. “Kami meyakini masih banyak potensi yang bisa kita kembangkan. Kami akan terus menggali potensi, termasuk mengeksplorasi sumber migas tidak hanya di daratan tetapi juga di lepas pantai. PHE terus bergerak masif dan agresif untuk menjaga keberlanjutan hulu migas nasional,” tegas Wiko.
Pada tahun 2022, PHE mempunyai rencana kerja yang agresif antara lain pengeboran sumur pengembangan sebanyak 813 sumur; pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 29 sumur, penambahan rencana kerja workover; perawatan sumur, dan reaktivasi sumur; memastikan onstream pengembangan OPLL 2A, SLO Stage 1 Rokan, Jambaran Tiung Biru, ABG Gantar Optimasi, Zulu Phase 2; maintenance dan peningkatan integritas fasiltas produksi; serta mendorong capaian dari waterflood di PEP, PHE, PHI.
PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022. PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek Environment, Social dan Governance (ESG). PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang environmentally friendly, socially responsible dan good governance. (RAMA)
FOTO: DOK PHE