RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan kuliah umum padaOnboarding Nasional Program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) GERILYA ACADEMY Batch 6 secara daring, Jumat (16/2), memberikan motivasi dan inspirasi bagi 89 mahasiswa GERILYA ACADEMY untuk berperan aktif dalam menjawab tantangan transisi energi yang akan datang.
“Indonesia, sebagai negara kepulauan, rentan terhadap dampak perubahan iklim yang memengaruhi dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan dan program dekarbonisasi, salah satunya melalui transisi energi,” ujar Dadan mengawali paparannya.
Ia menyebutkan, Indonesia memiliki beragam potensi EBT sebesar 3.689 GW, terdiri dari potensi Surya (3.294 GW), Hidro (95 GW), Bioenergi (57 GW), Angin/Bayu (155 GW), Panas Bumi (23 GW), dan Laut (63 GW).
“Alam sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk kita, tinggal bagaimana kita dapat mengelolanya hingga bisa memberikan manfaat dengan tetap memperhatikan lingkungan,” lanjut Dadan.
Beberapa komitmen Pemerintah untuk menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) ditegaskan melalui Enhanced NDC dimana pemerintah menargetkan penurunan emisi GRK di sektor energi pada tahun 2030 sebesar 31,89% (dengan kemampuan sendiri) dan 43,20% (dengan dukungan internasional).
Pemerintah Indonesia juga berkomitmen dalam mencapai target Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat lagi. Dalam hal ini dukungan internasional juga ditunjukkan melalui Just Energy Transition-Partnership (JET-P) danAsia Zero Emissions Community(AZEC).
Di depan mahasiswa yang berasal dari 45 kampus di Indonesia tersebut, Dadan juga menjelaskan pentingnya harmonisasi antar dimensi dalam trilema energi untuk mencapai sistem energi berkelanjutan. “Transisi energi tidak hanya tentang keberlanjutan, namun juga tentang kesetaraan energi dan ketahanan energi,” tegas Dadan.
Pada kesempatan ini, berbagai pertanyaan kritis disampaikan mahasiswa GERILYA ACADEMY, salah satunya tantangan infrastruktur dalam memberikan akses energi di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:
Kementerian ESDM Sebut Sistem PSAIM Pastikan Kegiatan Migas Aman dan Andal
“Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah dalam memberikan akses, termasuk memberikan akses listrik sebelum masuknya listrik PLN ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau jaringan PLN. “Untuk menuju NZE, kita juga menyiapkan supergrid sebagai interkoneksi listrik yang akan menghubungkan Pulau-pulau besar di Indonesia,” pungkas Dadan.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Agus Cahyono Adi, menyampaikan rasa terima kasih atas partisipasi dan dukungan semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya program GERILYA ACADEMY termasuk MSIB Kemendikbudristek, USAID Sinar, unit-unit di lingkungan Ditjen EBTKE, PPSDM KEBTKE, para pengajar, tim kurikulum, dan mentor GERILYA ACADEMY.
“Semangat ini akan terus membara dan menginspirasi generasi muda Indonesia dalam menghadapi tantangan transisi energi ke depan,” ungkapnya.
GERILYA ACADEMY, singkatan dari Generation of Renewable Energy Involving Youth Action Academy, merupakan inisiatif Kementerian ESDM untuk melibatkan mahasiswa dalam upaya mengembangkan EBTKE di Indonesia. Dalam GERILYA ACADEMY Batch 6, 89 mahasiswa dari 45 perguruan tinggi di seluruh Indonesia telah dipilih melalui proses seleksi ketat dari total 1.620 pendaftar.
Agus menyebutkan, selain mahasiswa teknik, kehadiran mahasiswa dari berbagai jurusan sosio-humaniora menunjukkan inklusivitas program ini dalam mempersiapkan pemimpin masa depan yang komprehensif dalam mendorong transisi energi.
Sebelumnya, para mahasiswa telah menjalani orientasi dan pembekalan dasar tentang EBTKE sejak 1 Februari 2024. Mereka juga dijadwalkan mengikuti berbagai kegiatan di Jakarta, termasuk Bimbingan Teknis dan Pelatihan di Kampus PPSDM KEBTKE Ciracas, serta acara peluncuran resmi GERILYA ACADEMY yang dijadwalkan pada 29 Februari 2024 oleh Menteri ESDM, sebelum mahasiswa diterjunkan ke perusahaan EBT untuk melaksanakanTeam Based Project.
Peserta merupakan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, menunjukkan representasi yang luas dari berbagai wilayah keterwakilan peserta GERILYA ACADEMY, seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Banda Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, hingga Nusa Tenggara Barat. (RA)
Foto: Dok KESDM