Resourcesasia.id, Balikpapan – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) makin intensif menggalakkan perilaku hemat energi “Potong 10 Persen” kepada seluruh lapisan masyarakat. Targetnya hemat energi harus menjadi budaya seluruh komponen masyarakat. Selain hemat biaya, hemat energi lebih mudah dilakukan daripada menciptakan energi untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat.
“Sangat mudah untuk menghemat 1 watt dibandingkan harus membangun 1 watt. Untuk menciptakan 1 MW jauh lebih sulit dibandingkan kita harus menghemat 1 MW. Dimulai dari yang langkah sederhana dengan mematikan laptop, TV yang tidak digunakan. Bayangkan kalau dilakukan diseluruh indonesia,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana saat konferensi pers acara Gerakan Hemat Energi “Potong 10 Persen” di Balikpapan, hari ini Sabtu (20/5).
Selanjutnya, pada hari Minggu (21/5), akan dilaksanakan kampanye Potong 10 persen secara serentak di tiga kota, yaitu Denpasar (Bali), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Makasar (Sulawesi Selatan), agar gerakan ini semakin masif dan masyarakat semakin peduli dengan pentingnya hemat energi.
Gerakan hemat energi “Potong 10 Persen” merupakan upaya Pemerintah dalam mewujudkan energi berkeadilan serta sejalan dengan paradigma pengelolaan energi global. Selama 10 tahun terakhir, konsumsi energi naik sebesar 7% per tahun dimana 94% dari kebutuhan energi nasional bergantung pada sumber energi fosil. Maka, penghematan energi adalah langkah tepat dalam memanfaatkan energi yang bertanggung jawab.
Bagian dari program konservasi energi ini ditujukan ke semua pihak mulai dari Rumah Tangga (RT), industri, transportasi, gedung komersial hingga fasilitas umum.
“Kalau ditanya siapa yg harus berhemat? Semua orang. Kapan harus dilaksanakan? Sekarang juga. Kalau dilakukan secara bersama-sama oleh berbagai pihak, terus-terusan, mudah-mudahan akan menjadi kebiasaan, dimulai dari diri sendiri”, tambah Rida.
Berdasarkan data PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2015, total konsumi energi di tiga kota, yaitu Denpasar, Balikpapan, dan Makasar adalah 12.080,94 GWh atau sekitar 12,1 Terra Watt Hour (TWh). “Apabila program ini berjalan optimal di seluruh kota besar di Indonesia, ini dapat menunda kebutuhan pembangunan pembangkit listrik sebesar 2 GW dengan nilai sekitar Rp18,4 triliun,” ungkap Rida.
Penghematan yang didapat dari gerakan hemat energi “Potong 10 Persen” selama satu tahun untuk ketiga wilayah tersebut adalah 679,65 GWh atau setara Rp997,04 miliar, dengan rincian Bali 212,62 GWh (Rp311,91 M); Balikpapan 205,68 GWh (Rp301,74 M) dan Makassar 261,35 GWh (Rp383,39 M).
Berbagai komponen masyarakat turut hadir untuk memeriahkan kegiatan yang dikemas dalam bentuk funbike dan funwalk, mulai dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), jurnalis, netizen, blogger, asosiasi, Kementerian/Lembaga, Badan Usaha/BUMN, berbagai komunitas, akademisi, hingga masyarakat umum.
Kementerian ESDM berharap seluruh komponen masyarakat tidak berhenti pada kegiatan kampanye saja, namun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan menjadi gaya hidup. Jika dilakukan secara masif, maka kedaulatan energi dapat segera terwujud.(Spone)
Foto: dok migas review