Resourcesasia.id, Jakarta – Paviliun Indonesia hadir pada United Nations Framework Covention On Climate Change (UNFCCC) Conference of the Parties (COP) ke-23 di Bonn, Jerman, baru-baru ini. Paviliun dengan tema ”A Smarter World – Collective Actions for a Changing Climate” ini menyuarakan langkah dan strategi inovasi Indonesia terkait pengendalian perubahan iklim kepada dunia internasional. Paviliun Indonesia juga berbagi informasi mengenai program, isu-isu dan target Pemerintah Indonesia terkait pengendalian perubahan iklim serta membuka kesempatan bagi kelompok bisnis Indonesia untuk mempromosikan produk dan berbagai program korporasi terkait perubahan iklim.
Pada kesempatan ini, Chevron Indonesia terpilih dan diundang oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk hadir dan memaparkan program Maratua Ecotourism for Sustainable Small Island (MESSI) kepada dunia internasional. Program MESSI sebagai salah satu program investasi sosial unggulan Chevron di bidang lingkungan hidup, bekerja sama dengan Yayasan KEHATI.
Pulau Maratua di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur merupakan salah satu pulau dari gugusan pulau-pulau terluar Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi di dunia dan termasuk dalam area Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) yang dilindungi. Tercatat terdapat lebih dari 1.000 species biota laut dan 832 species ikan karang di kawasan ini yang menjadi habitat penting bagi populasi penyu hijau (chelonia mydas) dan pari manta yang semakin langka keberadaannya.
Letak Maratua yang berada di gugusan pulau terluar dinilai sangat rentan terhadap perubahan iklim, sehingga penting bagi masyarakat setempat, khususnya, untuk menyadari arti penting pelestarian keanekaragaman hayati dan bersiap menghadapi dan meminimalisasi dampak perubahan iklim.
Program MESSI, yang didukung Chevron, bertujuan mendorong partisipasi masyarakat setempat dalam melestarikan keanekaragaman hayati, mempersiapkan mereka dalam menghadapi dan meminimalisasi dampak perubahan iklim serta sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Aktivitas program disusun untuk mengembangkan ekonomi produktif melalui ekoturisme yang mengedepankan potensi keanekaragaman hayati kelautan dan berbasis masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi dalam konservasi keanekaragaman hayati dan perubahan iklim melalui kegiatan pendidikan serta mengembangkan komunikasi terpadu melalui forum multipihak yang memanfaatkan berbagai saluran informasi dan pemasaran produk.
Implementasi program MESSI, yang dilakukan pada tahun 2014-2016, meliputi kegiatan dukungan pengembangan paket ekowisata bagi masyarakat Maratua, yang mencakup pelatihan panduan dan manajemen ekowisata, pelatihan perhotelan dan program homestay, pelatihan eco diving bersertifikat, dan pendirian Maratua Eco Dive dan penginapan berstandar internasional. Sementara itu, kegiatan untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati kelautan meliputi program rehabilitasi terumbu karang, program sosialisasi dan pelestarian penyu hijau serta program pelestarian hutan bakau. Seluruh aktivitas program dimaksudkan untuk mendukung peningkatan kesadaran masyarakat Maratua terhadap pelestarian lingkungan, yang merupakan aset pulau Maratua untuk kelangsungan wisata alam, sekaligus turut berkontribusi pada pengendalian perubahan iklim dunia.
Perwakilan Chevron, Pinto Laksono, Manager Social Performance Chevron Indonesia berkesempatan menyampaikan program MESSI dalam salah satu sesi diskusi di COP 23 UNFCCC, Bonn, Jerman, baru-baru ini, yang dihadiri dan diikuti dengan antusias oleh pejabat pemerintahan nasional dan internasional, pimpinan lembaga internasional dan tokoh global terkait pengendalian perubahan iklim global. (RA)
Foto: DOK CHEVRON