RESOURCESASIA.ID, BANDUNG – Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) menginisiasi forum bisnis dan diskusi “Gaspol! Transisi Energi Daerah Penghasil Migas” dengan tema besar “Membangun Ekosistem Rendah Emisi GRK Menuju Net Zero 2060.” Seri pertama inisiatif Gaspol! ini akan diadakan di Bandung pada tanggal 30 Agustus – 1 September 2023.
Ketua Umum ADPMET, Ridwan Kamil, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan forum kerjasama pemerintah-pemerintah daerah anggota ADPMET dengan kementerian/lembaga dan institusi baik dari dalam maupun luar negeri di bidang advokasi kebijakan, investasi, penguatan kapasitas, dan sosialisasi untuk mendorong transisi energi. Kegiatan ini untuk mendorong perumusan regulasi energi terbarukan yang ramah investasi dan perbaikan regulasi sektor gas bumi yang penting untuk menjaga ketahanan energi di masa transisi energi.
“Hampir semua negara di dunia mengalami “trilema energi”, yaitu bagaimana menjaga ketahanan (security) dan ketersediaan (affordability), sambil menjaga keberlanjutan Bumi (sustainability). Bagi Indonesia, trilema ini mungkin lebih besar lagi, mengingat relasi antara energi fosil dengan pertumbuhan ekonomi nasional selama puluhan tahun,” papar Ridwan, Jum’at (25/8).
Pada tahun 2020 lalu, daerah-daerah penghasil migas di Indonesia yang saat itu tergabung dalam Asosiasi Daerah Penghasil Migas (ADPM) berkomitmen untuk juga mendorong pengembangan energi terbarukan di daerahnya masih-masing. Melalui Rakernas 2020, organisasi sepakat untuk berubah menjadi ADPMET atau Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan.
“Transformasi ADPM menjadi ADPMET menunjukkan semangat dan kesadaran kepala-kepala daerah penghasil energi di Indonesia akan urgensi transisi energi di tingkat daerah,” ungkap Ridwan yang menjabat sebagai Ketua Umum sejak tahun 2020.
Sejak bertransformasi menjadi ADPMET, asosiasi yang beranggotakan 20 provinsi, 60 kabupaten, 6 kota dan 8 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Migas ini aktif mendorong pengembangan energi terbarukan di daerah melalui advokasi kebijakan, sosialisasi, forum investasi dan mendorong penggunaan dana Participating Interest (PI) dari kegiatan hulu migas untuk investasi energi terbarukan.
“Apa yang kami pelajari sejak 2020 lalu adalah masih banyaknya kesenjangan dalam bidang regulasi, akses market, pengetahuan, pendanaan, dan kapasitas sumber daya manusia dalam upaya percepatan pengembangan energi bersih di daerah,” paparnya.
Inisiatif Gaspol! ini merupakan inisiatif jangka panjang ADPMET yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti forum bisnis dan investasi, seminar, focus group discussion, riset kebijakan, pelatihan wartawan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Ini akan menjadi platform kerjasama percepatan pengembangan energi bersih di daerah. Inisiatif Gaspol! juga menekankan peran gas sebagai pasokan energi konvensional yang lebih ramah lingkungan dibandingkan batubara.
Ridwan menegaskan bahwa ADPMET berkomitmen untuk menjaga transisi energi agar berkelanjutan dengan mendorong penggunaan gas alam yang memiliki emisi Gas Rumah Kaca yang lebih rendah dan penggunaan sumber-sumber energi terbarukan.
Inisiatif Gaspol! akan menjadi forum diskusi pengembangan teknologi dekarbonisasi yang akan membantu sektor-sektor yang masih sulit untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (hard-to-abate sector) seperti teknologi CCS (Carbon Capture and Storage), CCUS (Carbon Capture Storage and Usage), dan green hydrogen yang akan membantu pemanfaatan kembali gas rumah kaca yang ditangkap untuk dikonversi menjadi produk-produk kimia dan energi lainnya.
Rangkaian kegiatan Gaspol! adalah sebagai berikut:
- Forum Bisnis (Business Forum), 30 Agustus: Forum Bisnis akan dihadiri oleh pemangku kepentingan industri, investor, lembaga keuangan, dan para pemilik proyek energi terbarukan dari daerah untuk mempresentasikan potensi dan peluang kolaborasi dalam pengembangan energi terbarukan dalam mendukung transisi energi nasional.
- Konferensi (Conference), 31 Agustus: Konferensi akan menghadirkan para ahli dan praktisi di bidang energi untuk membahas tantangan dan peluang dalam memperkuat peran daerah penghasil migas dalam transisi energi yang berkeadilan.
- Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion), 1 September: DKT ini akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mendiskusikan isu transisi energi dan ketahanan energi nasional. (Rama)
Foto : Dok ist