RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – PT Adaro Energy Indonesia, Tbk., (kode saham: ADR) mengumumkan kinerja keuangan konsolidasi untuk tahun keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy, Garibaldi Thohir, mengatakan dalam keterbukaan informasi untuk bursa saham kemarin sore, “Kami senang dengan pencapaian yang melampaui target tahun 2023, dengan skala volume produksi dan efisiensi operasional yang semakin mendukung kemajuan Grup Adaro.”
Ia menjelaskan bahwa investasi pada bisnis-bisnis non-batu bara termal juga memperlihatkan perkembangan yang baik. “Tahun ini kami memulai konstruksi smelter aluminium di kawasan industri di Kalimantan Utara, dan meletakkan batu pertama untuk pembangkit listrik tenaga air, juga di Kalimantan Utara”
Selain itu, diversifikasi ke bisnis batu bara metalurgi juga mencapai hasil yang baik, dengan batu bara metalurgi meliputi 17% dari pendapatan di 2023.
“Secara keseluruhan, dengan perkembangan-perkembangan ini, kami tetap optimistis terhadap prospek masa depan Grup Adaro dan keinginan kami untuk mendiversifikasi sumber pendapatan.”
Ia menjelaskan bahwa ADR mencatat laba inti USD1.873 juta dan EBITDA operasional USD2.554 juta pada 2023. Serta margin EBITDA operasional yang memuaskan sebesar 39%.
ADR mencatat kenaikan 7% pada volume penjualan hingga menjadi 65,71 juta ton, melampaui target volume penjualan yang ditetapkan berkisar 62 – 64 juta ton.
Namun, seiring harga batu bara kembali normal, pendapatan perusahaan turun 20% menjadi USD6.518 juta karena penurunan 26% pada harga jual rata-rata (ASP).
Sesuai rencana investasi, belanja modal naik 53% menjadi $648,3 juta. Belanja modal ini terutama digunakan untuk investasi pada alat berat, tongkang, dan sarana pendukung di rantai pasokan perusahaan di saat investasi pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya dimulai.
Posisi keuangan AEI tetap sehat dengan posisi kas bersih USD1.936 juta pada akhir 2023, dan posisi kas USD3.311 juta.
Perusahaan tersebut menunjukkan kemajuan yang berarti pada kawasan industri di Kalimantan Utara, di mana PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI telah merampungkan pekerjaan penyelidikan tanah, perataan tanah, dan penimbunan untuk fasilitas tanur pembakaran di lokasi smelter aluminumnya. (RA)
Foto: Dok Adaro