RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – ABB menggaungkan Gerakan Efisiensi Energi, sebagai upaya nyata untuk mitigasi dampak perubahan iklim dan mewujudkan masa depan berkelanjutan. ABB mengajak semua kalangan, khususnya industri untuk berpartisipasi pada gerakan yang telah dicanangkan sejak 2021 ini.
Menurut Vice President Head of Motion Business Area PT ABB Chen Kang Tan, efisiensi energi harus dilakukan untuk mengejar penurunan emisi karbon atau nol emisi pada 2060 atau lebih cepat.
“Efisiensi energi adalah solusi sederhana dan akan berdampak pada tantangan multidimensional, sesuatu yang kita perlukan untuk mencapai masa depan di mana semua energi adalah energi bersih.
Efisiensi energi adalah ‘bahan bakar pertama’ untuk masa depan bebas karbon. Manfaat dari peningkatan efisiensi energi jauh melampaui perjuangan melawan perubahan iklim ,” jelas CK Tan.
Menurut CK Tan , sejak diluncurkan pada 2021, Gerakan Efisiensi Energi, mendapat reaksi positif dari pelaku-pelaku industri, dengan ratusan perusahaan bergabung sejak peluncurannya. Gerakan efisiensi energi ABB telah muncul sebagai kekuatan tersendiri dalam lanskap kontemporer dan menjadi sangat signifikan dalam percakapan global tentang keberlanjutan.
Lebih jauh ia mengatakan, Gerakan Efisiensi Energi ABB di Indonesia menjadi penting salah satunya untuk menginspirasi dan merangsang tindakan kolektif kalangan industri Indonesia, menuju lebih berkelanjutan dan hemat energi.
Apalagi, Indonesia telah memiliki target untuk mengurangi emisi karbon berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (Nationally Determined Contribution atau NDC) dengan meningkatkan target pengurangan emisi menjadi 31,89 persen pada tahun 2030, dan target Nol Emisi pada 2060.
“Karenanya, perlu tiga kali lipat energi baru terbarukan atau peningkatan dua kali lipat efisiensi energi. Kita harus tambah itu untuk mencapai target (penurunan emisi) di 2030,” ujar CK Tan.
Bahkan, perlu upaya lebih keras untuk mencapai target lebih ambisius pada 2060. Misalnya, dengan penggunaan 90 persen listrik dari energi terbarukan, kapasitas tenaga nuklir digandakan, dan konsumsi energi 50 persen terelektrifikasi.
Dia mengungkapkan, teknologi yang tersedia mampu menghasilkan 80 persen dari pengurangan emisi pada 2030. Oleh karena itu, teknologi ABB hadir untuk mempercepat transisi energi. Dengan cara mendukung seluruh sektor industri untuk melakukan optimalisasi, elektrifikasi, dan dekarbonisasi. (RA)
Foto: Dok ABB