RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berinisiatif bersama-sama dengan pemerintah, BRIN, IFHE (Indonesia Fuel Cell and hydrogen Energy), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan juga akademisi untuk menginisiasi bisnis hidrogen di Indonesia.
Widjanarko, Direktur PLC & Technical Government Affair TMMIN, mengungkapkan dalam pemanfaatan hidrogen, TMIN mengacu pada tiga pilar yakni komitmen Indonesia untuk menekan emisi, target new renewable energy dan multisolusi.
Ia menjelaskan untuk mendapatkan suatu teknologi baru diperlukan adanya kolaborasi dari berbagai pihak dalam mengembangkan ekosistem hidrogen di Indonesia.
“Untuk memulai ekosistem hidrogen, perlu kolaborasi dan komitmen stakeholder untuk mewujudkan hal ini agar fenomena chicken and egg dapat diminimalisasikan,” katanya.
Ia menjelaskan ada dua strategi untuk memulai ekosistem hidrogen. Langkah pertama dimulai dari skala pilot dengan mengoptimalkan potensi yang ada saat ini secara bertahap melalui infrastruktur, capability dan standar regulasi termasuk dukungan pemerintah berupa insentif. “Strategi yang kedua adalah memperluas skala komersial sejalan dengan kesiapan ekosistem hidrogen di Indonesia,” ujar Widjanarko, dalam sesi webinar DETalk bertema Status and Trends of Hydrogen Economy: Indonesia Prespectives and Experience yang digelar Dunia Energi, Selasa (2/4).
Saat ini, hidrogen telah digunakan di Indonesia di sektor industri, terutama sebagai bahan baku pupuk. Konsumsi hidrogen di Indonesia saat ini sekitar 1,75 juta ton per tahun (IEA, 2022), dengan penggunaan yang didominasi oleh urea (88%), amonia (4%), dan kilang minyak (2%). Sebagian besar penggunaan hidrogen di industri saat ini berasal dari gas alam.
Potensi pasar di dalam negeri juga bakal dikembangkan pemerintah. Sektor transportasi jadi salah satu fokusnya. Sektor bus rencananya dimulai pada tahun 2040, sebagian bus akan beralih ke hidrogen dengan permintaan awal sebesar 6 GWh atau setara 0,21 juta ton H2. Penggunaan ini akan berlanjut dan meningkat hingga mencapai proporsi 20% bus menggunakan hidrogen, dengan besar konsumsi mencapai 1,18 juta ton di 2060.
Untuk kendaraan angkutan berat, permintaan hidrogen pada sektor ini diperkirakan akan mencapai 161 GWh (4,88 juta ton H2) di tahun 2040 dan meningkat menjadi 930,6GWh (28,2 juta ton H2) pada 2060. (RA)
Foto: Ist