Sunday , 15 December 2024
Home / KELISTRIKAN / PLN: Kebijakan Hilirisasi Bantu Akselerasi Transisi Energi
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat menyampaikan sambutan pembuka acara Road to PLN Investment Days 2024 yang digelar di Jakarta, Rabu (06/03). Dalam acara tersebut, Darmawan mengajak para pemangku kepentingan dalam dan luar negeri di sektor energi untuk berkolaborasi melakukan transisi energi, baik pada aspek teknologi, inovasi maupun investasi.

PLN: Kebijakan Hilirisasi Bantu Akselerasi Transisi Energi

RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – PT PLN (Persero) menilai kehadiran kebijakan hilirisasi serta munculnya berbagai teknologi baru membantu akselerasi transisi energi dari yang sebelumnya berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan.

Menurut Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT PLN (Persero) Evy Haryadi, berbagai macam perubahan baru yang muncul sepanjang 2021-2023, seperti kebijakan hilirisasi cukup boost demand (meningkatkan permintaan).

“Misalnya terkait peningkatan target pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), yang semula ditargetkan terpasang 4,7 gigawatt (GW) pada 2030, menjadi 7,6 GW pada 2033,” katanya.

Terkait pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), menurutnya juga terdapat peningkatan dari yang semula ditargetkan 600 MW menjadi 5 GW.

“Jadi ini (PLTB) cukup menantang. Dan di wind (bayu/angin) ini punya potensi yang sangat besar karena saat ini tidak disyaratkan (memenuhi) TKDN (tingkat komponen dalam negeri),” ujar Evy.

Menurut dia, ketiadaan syarat tersebut dapat menjadi salah satu pertimbangan para investor untuk menanamkan modalnya. Terkait pembangkit listrik tenaga air (PLTA), juga terdapat peningkatan target dari yang semula ditargetkan terpasang 10,4 GW pada 2030, menjadi 13,7 GW.

“Kalau panas bumi (pembangkit listrik tenaga panas bumi/PLTP) 3,4 GW menjadi 5,6 GW,” ujar Evy.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa pihaknya menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik mencapai 80 gigawatt (GW) pada 2040, dengan komposisi 60 GW berbasis energi baru terbarukan dan 20 GW berbasis gas.

Ia mengatakan bahwa dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022, pemerintah memandatkan PLN untuk mengutamakan pengembangan energi baru terbarukan dalam menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

“Perpres tentang EBT 2 tahun lalu sudah melarang untuk masuk RUPTL, yaitu perancangan dari pembangkit listrik berbasis pada batu bara. Jadi, baseload-nya hanya tiga, gas, hidro, dan ada juga geothermal,” kata Darmawan. (Rama Julian)

Foto: Dok pln

About Resourcesasia

Resources Asia.id adalah portal berita yang menginformasikan berita-berita terkini dan fokus pada pemberitaan sektor energi seperti minyak dan gas bumi (migas), mineral dan batubara (minerba), kelistrikan, energi terbarukan (ebt), industri penunjang, lingkungan, CSR, perdagangan dan lainnya.

Check Also

PLN Gelar Pemeriksaan Kesehatan dan Trauma Healing Bagi Korban Bencana di Sukabumi

RESOURCESASIA.ID, SUKABUMI – PT PLN (Persero) melalui Srikandi Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *