RESOURCESASIA.ID, SANGATT – “Pagi..Pagi.. Luar Biasa.. Tetap Semangat!”. Keriuhan yel-yel siswa SMPN 2 Sangatta Selatan menggema di ruang kelas yang disulap menjadi aula. Pagi ini, Senin (05/11/2018), PT Pertamina EP Asset 5 Sangatta Field hadir ke sekolah untuk menggelar Edukasi Industri Hulu Migas yang bertajuk Pertamina EP Mengajar, untuk mengenalkan apa itu industri hulu minyak dan gas (migas) lebih dini ke pelajar.
Didukung dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kab. Kutai Timur, Kepala Desa Sangkima, serta pihak sekolah SMPN 2 Sangatta Selatan, program edukasi yang merupakan implementasi CSR di bidang pendidikan ini berlangsung interaktif dua arah diikuti kurang lebih 92 siswa.
Selain menyampaikan materi mengenai asal mula terbentuknya hidrokarbon, dipaparkan juga proses pemisahan fluida yang keluar dari hasil pemompaan sumur produksi. “Setelah fluida dari sumur dipompa ke permukaan tanah, akan dialirkan ke tangki separator melalui pipa flowline yang berfungsi untuk memisahkan air, minyak dan gas bumi. Gas hasil pemisahan bisa langsung dimanfaatkan untuk keperluan industri dan sumber pembangkit listrik, sedangkan air yang terkandung di dalam fluida akan dipompakan kembali ke formasi”, terang Danel selaku Sangatta Lifting Equipment Senior Technician.
“Bagaimana cara mengolah minyak mentah yang diambil oleh PEP Sangatta hingga bisa menjadi premium dan solar seperti yang dijual di SPBU?” Sekelumit pertanyaan dilontarkan oleh salah satu siswa bernama Raffi. Mewakili fungsi Engineering and Planning, Dodhi Afianto menjelaskan bahwasanya minyak mentah yang telah diambil dari bawah permukaan bumi kemudian akan dikirim ke Refinery Unit atau Unit Pengolahan di Balikpapan, yang selanjutnya akan proses destilasi yaitu pemisahan berdasarkan titik didihnya hingga menjadi produk bensin yang dikenal dengan nama premium dan pertamax hingga hasil olahan berupa pelumas, paraffin (lilin) dan aspal.
Tak lupa juga dijelaskan upaya Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional yang aman, selamat dan berwawasan lingkungan.
Bisnis eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi adalah tinggi resiko, membutuhkan modal yang besar dan teknologi canggih, aspek Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan atau biasa disingkat HSSE menjadi poin utama yang perlu diprioritaskan di setiap pekerjaan, tegas Juang Maradona selaku Inspection Staff. “Salah satu implementasi aspek HSSE dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dilakukan adik-adik yakni keselamatan berkendara. Pastikan adik-adik selalu menggunakan alat keselamatan berkendara seperti helm atau safety belt dan tidak boleh mengendarai kendaraan sebelum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM)”, papar Juang.
“Dengan pengenalan industri hulu migas lebih awal ke pelajar, akan semakin banyak pelajar yang paham dan tertarik untuk mendalami lebih lanjut tentang apa itu industri hulu migas, bahkan berminat untuk melanjutkan studi bidang migas di perguruan tinggi dan termotivasi untuk bekerja di perusahaan perminyakan,” papar Jemy Oktavianto selaku Sangatta Field Manager.
“Harapan kami bersama ke depannya, program Edukasi Industri Hulu Migas oleh Pertamina EP ini dapat terus berlanjut rutin yang bersinergi dengan kurikulum sekolah. Sehingga motivasi siswa untuk belajar dan meneruskan pendidikan di sektor huku migas dapat semakin meningkat”, pungkas Setiono yang hadir mewakili tuan rumah SMPN 2 Sangatta Selatan.
PEP Sangatta Field merupakan salah satu field yang beroperasi di bawah pengawasan Pertamina EP Asset 5. Berdasarkan data Oktober 2018, produksi minyak mentah Sangatta Field sebesar 1.412 barrel oil per day (BOPD). Sedangkan produksi gas Sangatta Field sebesar 1,84 million standard cubic feet per day (MMSCFD). Sangatta Field Manager Jemy Oktavianto menjelaskan strategi untuk meningkatkan produksi dijalankan melalui proses sinergi antar fungsi. “Selain itu dukungan dari stakeholder juga menunjang kegiatan operasional kami”, tutupnya. (Dian)
Foto: Dok Pertamina