Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, pada tahun 2023, realisasi subsidi energi mencapai Rp159,6 triliun atau lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp145,3 triliun.
Arifin merincikan, realisasi subsidi yang terbesar pada sektor BBM dan LPG, yang mencapai Rp95,6 triliun, diikuti dengan subsidi untuk sektor Listrik sebesar Rp64 triliun. Realisasi subsidi tersebut menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2022, dimana pada tahun tersebut subsidi energi sebesar 174,4 triliun.
BACA JUGA :
Tekan Laju Penurunan Produksi Minyak Bumi, Ini Strategi Pemerintah
Mengenai target subsidi tahun 2024, Menteri ESDM mengungkapkan bahwa untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas LPG, targetnya mencapai 113,3. “Kita lihat trennya meningkat, ini tentu saja kita mengantisipasi harga bahan baku minyak mentahnya, dan juga demand yang cukup meningkat,” jelasnya. Sementara, subsidi listrik juga mengalami peningkatan menjadi 73,6, sehingga total subsidi yang diupayakan mencapai 186,9 triliun.
Arifin menekankan pentingnya upaya bersama dalam mengoptimalkan kebijakan subsidi, dengan fokus pada penerimaan positif dari masyarakat dan efisiensi alokasi, demi mencapai target subsidi yang lebih optimal.
“Harus ada upaya-upaya dari kita semua, terutama bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah bisa mengoptimalkan subsidi ini diterima dengan baik oleh masyarakat tetapi juga dapat lebih efisien sehingga kita juga bisa mengoptimalkan alokasi subsidi ini tidak sebesar yang ditargetkan,” ungkapnya.
“Kita juga berharap adanya perubahan-perubahan keadaan global yang bisa memberikan dampak positif yang bagus untuk penghematan subsidi kita di dalam negeri,” pungkasnya. (RA)
Foto : KESDM