RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Sektor pertambangan mengalami perkembangan signifikan khususnya melalui transformasi BUMN sektor Pertambangan dalam lima tahun terakhir.
Melalui Kepemimpinan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID terbukti mampu mendukung pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui pengelolaan sumber daya mineral dan batubara secara optimal.
Di bawah nahkoda Erick Thohir, MIND ID terus memberikan performa kinerja terbaik dan memenuhi tugasnya dalam dalam penyelesaian proyek strategis serta akuisisi perusahaan-perusahaan tambang asing.
Melalui transformasi ini, Holding Industri Pertambangan (HIP) BUMN bertransformasi menjadi PT Mineral Industri Indonesia (Persero) yang merupakan sinergi perusahaan tambang terbesar Indonesia yakni PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah Tbk, lalu kemudian menyusul bergabung PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Dalam Media Briefing Kementerian BUMN dengan Tema Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo menyampaikan MIND ID fokus pada perannya dalam mewujudkan beragam proyek strategis untuk membangun masa depan Indonesia Emas 2045.
“Grup MIND ID berkomitmen mendorong eksplorasi dan pengolahan mineral dengan proaktif mendorong hilirisasi sehingga mampu meningkatkan nilai tambah dan memberikan dampak yang optimal bagi negara,” ujarnya.
Dilo menegaskan, melalui transformasi ini, perusahaan negara di sektor pertambangan telah tumbuh sebagai entitas yang kuat dan kompetitif di tingkat nasional maupun global.
Bahkan, Grup MIND ID memiliki visi untuk masuk sebagai Global Fortune 500, yakni perusahaan yang memiliki skala bisnis yang besar, memiliki imbal hasil investasi yang optimal, dan tetap mampu mendukung ekonomi kinerja ekonomi Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja dan kontribusi pada penerimaan negara.
“Dalam lima tahun kepemimpinan Erick Thohir, sektor pertambangan tumbuh signifikan. MIND ID pun siap memastikan keberlanjutan, transparansi, dan nilai tambah dari proses divestasi aset pertambangan,” jelasnya.
Dilo menjelaskan, MIND ID saat ini telah memulai operasional dari dua smelter Anggota MIND ID. Pertama, pabrik pemurnian konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
BACA JUGA:
1.000 Manusia Bercerita, MIND ID Dukung Kesehatan Mental Insan BUMN
Pabrik pengolahan ini menggunakan teknologi desain jalur tunggal (design single line) terbesar di dunia dengan kapasitas input konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga sekitar 650.000 ton per tahun, memproduksi 50 ton emas dan 210 ton perak.
Kedua, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter dengan investasi sekitar Rp16 triliun akan menyerap sekitar 3,3 juta bijih bauksit per tahun dengan menghasilkan 1 juta ton alumina sebagai bahan baku aluminium.
Sebagai tulang punggung hilirisasi bauksit dari hulu hingga hilir ini, proyek SGAR akan dilanjutkan ke fase berikutnya yang nantinya akan memperkuat kapasitas produksi alumina serta pabrik smelter aluminium.
Pada tahun depan, Grup MIND ID memiliki beberapa program champion mulai dari ekspansi smelter aluminium, ekspansi kapasitas tin chemical dan tin soldier, hingga pengembangan timah primer blok #1 dan blok #2.
Di samping itu, pada 28 Juni 2024, MIND ID telah menyelesaikan transaksi pembelian sekitar 14% saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dari Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM).
Melalui penyelesaian transaksi ini, MIND ID resmi menjadi pemegang saham terbesar di PT Vale dengan porsi saham yang meningkat dari 20,0% menjadi sekitar 34,0%. Sedangkan kepemilikan VCL berkurang dari 44,4% menjadi sekitar 33,9%, dan kepemilikan SMM berkurang dari 15,0% menjadi sekitar 11,5%.
Aksi korporasi perusahaan industri pertambangan nikel ini, menjadi kelanjutan dari rangkaian akuisisi Grup MIND ID yang sebelumnya sukses menjadi pemegang saham mayoritas di PT Freeport Indonesia pada 2018.
Dalam kesempatan tersebut, Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus berharap selain mendukung efisiensi, pembentukan Grup MIND ID mampu mendukung pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan kinerja ekonomi yang lebih agresif hingga 8% per tahun.
MIND ID di sektor pertambangan harus mampu menjadi penggerak hilirasi yang mampu meningkatkan nilai tambah, menekan impor, dan meningkatkan ekosistem industri turunan di dalam negeri.
“Kalau mau pertumbuhan ekonomi sampai 8% berarti perlu effort serius. Yang bisa diandalkan pertumbuhan 8% adalah pertambangan dan pengolahannya kita tunggu peran BUMN Holding jadi kontributor industri pengolaan pertambangan ini,” katanya. (Rama Julian)
Foto: Dok MIND ID