RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Transformasi program yang berfokus pada empat strategi, yakni Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused, berhasil mengantarkan PT PLN (Persero) meraih 20 penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Taufiq Dwi Nurcahyo, Manajer Pengelola UMK PLN Kantor Pusat, mengatakan keempat strategi tersebut menjadi acuan mekanisme penyusunan program prioritas TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan/CSR) PLN Grup.
“PLN Pusat dan unit-unit harus menyatukan langkah , tujuan bersama, goals bersama dari Sabang sampai Merauke. Program itu sustain itu kalau bisa berjalan dan bisa berdiri sendiri tanpa perlu kita dorong, bussiness as usual. Itu yang bisa kita terapkan dan deliver ke unit kami,” katanya dalam acara webinar “DETalk Environmental Management Excellence: Learning from Energy Industry Leaders at PROPER 2023”, Selasa(9/1)
Taufiq menjelaskan dalam pelaksanaan program kegiatan CSR harus memetakan risiko, potensi masyarakat, isu eksternal, serta stakeholders terkait. Untuk pemetaan risiko, kata Taufiq, juga terkait dengan dampak dari proses bisnis ataupun target yang akan dicapai, resiko apa yang muncul.
“Ini berbeda beda tergantung unit masing-masing. Selanjutnya perlu memetakan potensi apa yang dimiliki masyarakat untuk support kegiatan kita. Ketiga, perlu perhatikan isu eksternal, apa yang mungkin mempengaruhi dalam pelaksanaan operasi dan kinerja PLN. Dari beberapa kondisi tadi kita petakan dan dipilih mana stakeholder yang memiliki relasi dengan tujuan tadi. Harus dilakukan agar smooth dan lancar dalam melakukan program,” ujar Taufiq.
BACA JUGA :
Raup Untung Pupuk Bokashi, Eks PETI Banting Setir Berkat Program CSR Grup MIND ID PTBA
Selanjutnya, dilakukan pemetaan program yang bisa disasar dan harus diselaraskan dengan SDG’s. Dalam Hal ini, perlu memperhatikan seluruh elemen terkait agar program bisa optimal dan sustainable.
“Tidak hanya memberikan bantuan yang sifatnya charity, harus memberikan dampak Bagi perusahaan juga. Endingnya akan terbentuk, tercipta program-program TJSL,” ujar Taufiq.
Terkait isu eksternal PLN memprioritaskan penanganan kemiskinan ekstrim terutama di daerah pesisir untuk penanganan stunting masyarakat yang dekat dengan lokasi pembangkit listrik. Dalam hal stakeholders mapping, pastikan yang bisa diajak kolaborasi memberikan dampak lebih besar bagi masyarakat.
“PLN fokus ke pendidikan melalui PLN Pintar, PLN Power fokus ke pemberdayaan masyarakat , dan PLN Go Green untuk penanganan dampak lingkungan khususnya dampak operasional PLN,” ungkap Taufiq.
Taufiq menyebutkan ekosistem yang telah dibentuk PLN, mulai dari sampah di sekitar aset bisa dikelola dengan inovasi sosial menjadi bahan campuran co-firing untuk bahan bakar pembangkit listrik. Limbah pembangkit listrik FABA juga dioptimalkan pengelolaannya menjadi bahan bangunan, pondasi. Pengelolaan FABA juga dapat menekan biaya operasional PLN. Dari sisi masyarakat, setelah kita bangun kemudian bisa dioptimalkan menjadi desa wisata, dioptimalkan.
“Dampak 2023 ada program pendidikan 340 . Dari sisi pengembangan UMK ada 40.144 penerima manfaat. Strategi keberlanjutan, pentahelicnya bagaimana kita merangkul stakeholder untuk mencapai tujuan bersama. Inovasi akan terus berlanjut,” kata Taufiq.
Program pengembangan pertanian rakyat di kabupaten Boyolali yang diinisasi oleh PT Pertamina Patra Niaga (PPN), Subholding Commercial and Trading Pertamina juga terus menunjukkan dampak positif bagi masyarakat.
BACA JUGA :
Program TJSL Tepat Sasaran, PLN Sabet 28 Penghargaan Dalam ICA dan ISDA Awards 2023
Sri Nur Hidayati, Manager CSR dan SMEPP PPN, mengungkapkan pada program pemberdayaan, Fuel Terminal Boyolali berfokus pada penyelesaian permasalahan lingkungan, pertanian dan peternakan serta pengentasan kemiskinan kelompok rentan (Peyandang Disabilitas, Lansia, Janda).
“Inovasi program berupa kegiatan integrated farming inklusi berbasis ekonomi sirkular yang disebut dengan Setara : Pandawa Patra (Sekolah Tani Rakyat: Pasukan Inklusi Peduli Alam Bawana) dengan mengintegrasikan berbagai sumberdaya seperti pembibitan, hidroponik, sistem pemanenan air hujan dan biogas komunal yang menguntungkan sehingga dapat mengurangi limbah dan pencemaran,” kata Nur.
Selain itu, dalam program tersebut ada integrated farming inklusi didukung dengan penggunaan aplikasi IoT yang memudahkan peyandang disabilitas dan lansia dalam melakukan kegiatan pertanian hidroponik.
“Inovasi program Setara:Pandawa Patra juga mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Boyolali sebagai integrated farming inklusi pertama di Kabupaten Boyolali. Keberhasilan program ini juga dapat dilihat melalui hasil SROI dengan kategori tinggi yaitu 1 : 2,15,” jelas Nur.
Program itu juga yang mengantarkan PPN jadi salah satu perusahaan hilir migas paling sukses dalam pengakuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam ajang PROPER. Tahun lalu PPN sukses meraih predikat 12 PROPER Emas salah satunya diraih melalui program pertanian untuk disabilitas di Boyolali.
Program ini sendiri digagas lantaran PPN bersama pemerintah daerah setempat menilai persediaan bibit dan pupuk untuk pertanian yang berkurang. Lalu berdasarkan hasil Social Mapping 2022 dari Universitas Diponegoro juga terungkap adanya Kelompok rentan yakni disabilitas, janda dan lansia sebanyak 48 orang, terbatasnya aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia serta minimnya ketersediaan air dan limbah kotoran sapi yang mencemari lingkungan.
Elvina Winda Sagala, Manajer CSR PT Pertamina Hulu Energi (PHE), menyampaikan Subholding Upstream Pertamina memiliki kebijakan keberlanjutan yang menjadi komitmen top management yang kemudian menjadi komitmen ke wilayah kerja (WK), regional, dan juga menjadi kebijakan keberlanjutan yang ditandatangani oleh top management dari masing masing entitas.
BACA JUGA :
“Ini menunjukkan juga PHE Subholding Upstream benar -benar memiliki komitmen tinggi dalam menjalankan bisnis operasinya dengan tetap menjaga lingkungan perusahaan yang ramah lingkungan dan memiliki tata kelola yang baik. Komitmen ini yang menjadi dasar utama kita untuk jalankan operasional program program CSR,” ujar Elvina.
Elvina mengatakan, dalam menjalankan kebijakan keberlanjutan dikuatkan dengan pedoman dan tata kelola organisasi. Berfokus pada pendidikan, lingkungan dan ekonomi, tentu saja perlu didukung keberlanjutan program yang dijalankan sesuai implementasi ESG dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
“Kami kaitkan ESG dengan PROPER, dimana ESG sebagai external driver secara internasional. PROPER juga external driver secara nasional. Dimana dalam menerapkan kriteria PROPER dan sudah menjadi standar checklist kami dalam menjalnkan program CSR, itu juga berdampak pada raihan rating ESG itu sendiri, ujarnya Elvina.
BACA JUGA :
Raih Green Leadership Utama, Nicke Widyawati Kokohkan Pertamina Pemimpin Transisi Energi
Di tahun 2022 PHE berhasil meraih penghargaan 7 PROPER Emas, dan meningkat menjadi 12 PROPER Emas pada 2023. ESG rating membaik dari tahun sebelumnya.
Elvina mengungkapkan, Pertamina EP Rantau Field pada 2023 berhasil kembali mendapatkan PROPER Emas untuk yang ke-8. Ini menjadi tantangan untuk mempertahankan capaian emas. Pertamina Rantau Field mengusung program SETARA SEJALAN yang di dalamnya terdapat pula Sobat Istimewa Pertamina. “Kuncinya di PROPER adalah bagaimana mengembangkan inovasi sosial yang berdampak pada masyarakat. Untuk Subholding Upstream, berangkat dari core competency yang dimiliki. Harus berinovasi setiap tahun,” ujar Elvina.
Elvina menambahkan program MENARA MARINA yang dijalankan Badak LNG juga telah berhasil menyabet PROPER Emas di tahun 2023. Badak LNG sukses memperoleh PROPER Emas ke-13 secara berturut-turut sejak 2011.
“Yang diangkat inovasi sosialnya adalah Waste Free Ocean for Future Fit Society. Mengangkat core competency Badak LNG untuk bisa di sharing, dimanfaatkan terhadap program agar menjadi bermanfaat dan berguna untuk masyarakat. Setelah intervensi program ini dampaknya cukup signifikan, inilah kenapa Badak LNG bisa mempertahankan PROPER Emas selama 13 tahun,” kata Elvina.
BACA JUGA :
Sementara itu, Prof Sudharto P Hadi, Ketua Dewan PROPER Kementerian LHK, mengungkapkan dengan menerapkan inovasi sosial perusahaan akan mendapatkan value, manfaat langsung, mungkin dalam bentuk pasokan bahan baku, mungkin dalam bentuk pengurangan limbah mungkin juga dalam bentuk volume produk. “Karena volume produk digunakan dalam suatu suplemen untuk memproduksi sesuatu dalam konteks community development,” ungkapnya.
Dia menilai baik melalui eco inovasi maupun inovasi sosial perusahaan mendapatkan manfaat dalam bentuk efisiensi energi, penggunaan air, timbunan limbah, pengurangan emisi, dan manfaat dalam bentuk benefit yang bersifat natural secara langsung bersamaan dengan manfaat yang diperoleh oleh masyarakat. “Dengan demikian maka sesungguhnya dengan Proper akan diperoleh sinergi antara ekonomi dan ekologi,” kata Prof Sudharto. (Rama Julian)
Foto : Dok Ist