RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Memperingari Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-76, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, hari ini, Selasa (28/9), menganugerahkan Penghargaan Subroto 2021 kepada para stakeholder yang turut berperan aktif membangun sektor energi dan mineral dalam satu tahun terakhir. Dalam penyelenggaraan Penghargaan Subroto kali keempat di tahun 2021 ini, Arifin mengutarakan bagaimana kontribusi sektor ESDM dalam pembangunan nasional.
“Dari tahun ke tahun, sektor ESDM memiliki peran penting dalam perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata Arifin dalam sambutannya sebelum memberikan Penghargaan Subroto kepada 104 stakeholder berprestasi.
Besarnya kontribusi ini, sambung Arifin, ditunjukkan pada penerimaan negara hingga Juli 2021 telah mencapai Rp141 triliun atau lebih tinggi 103% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara, investasi ESDM sudah mencapai USD12,3 miliar. “Di tengah kondisi pandemi yang mulai terkendali, kinerja sektor ESDM semakin bangkit dan menunjukkan peningkatan,” jelasnya.
Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian ESDM telah melakukan beberapa perubahan kebijakan strategis. Misalnya terwujudnya transisi energi menuju energi bersih, ramah lingkungan, dan rendah karbon. “Apa yang disampaikan Bapak Subroto, hampir seluruh Negara di dunia telah berkomitmen mengatasi perubahan iklim melalui Paris Agreement. Dalam roadmap net zero emission, kami menargetkan 100% pembangkit EBT bisa terwujud lebih cepat dari 2060,” tegas Arifin.
Guna mendukung hal tersebut, pemerintah sedang finalisasi regulasi terkait harga EBT agar lebih menarik investor, implementasi Peraturan Menteri ESDM terkait Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap hingga pelaksanaan program government drilling panas bumi menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) demi mengurangi risiko investasi.
Pemerintah juga tak lupa mendorong peran generasi muda untuk mempercepat EBT, antara lain melalui Program Patriot Energi, dan Gerakan Insiatif Listrik Tenaga Surya atau GERILYA. “Kami berharap para pelaku usaha energi juga semakin aktif mendukung program transisi energi menuju net zero emission dengan berbagai strategi. Transisi energi harus menjadi komitmen kita bersama,” pesan Arifin.
Sementara itu di bidang Migas, kontrak bagi hasil migas dibuat lebih fleksibel, yaitu skema gross split atau skema cost recovery. Selain itu, demi menarik investasi hulu migas, berbagai insentif telah disiapkan, antara lain telah diberikan untuk Blok Mahakam 3 bulan lalu. “Bulan Agustus 2021 lalu, Blok Migas Rokan, salah satu blok migas terbesar Indonesia juga secara resmi telah dikelola Negara melalui Pertamina,” ungkapnya.
Tak hanya itu, pemerintah terus menjalankan program yang bersentuhan langsung dengan rakyat, antara lain Program BBM Satu Harga yang ditargetkan lebih dari 580 titik hingga tahun 2024.
Di bidang mineral dan batubara, telah dikeluarkan kebijakan yang menjaga kepastian pemanfaatan batubara untuk menjaga ketahanan energi domestik, khususnya pembangkit listrik. “Kebijakan pemanfaatan mineral diarahkan untuk peningkatan nilai tambah, utamanya nikel sebagai salah satu material pendukung baterai kendaraan listrik,” ungkap Arifin.
Adapun terkait rasio elektrifikasi, hingga saat ini telah mencapai 99,4%, dan tahun depan ditargetkan seluruh rumah tangga telah teraliri listrik 100%. Semua pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, migas, maupun pengolahan dan pemurnian mineral dan batubara terus dipercepat untuk mencapai ketahanan dan kedaulatan energi.
Sebagai informasi, Penghargaan Subroto kali ini adalah gelaran keempat yang dilangsungkan pertama kali sejak tahun 2017 dan merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian ESDM dengan United Nations Development Programme (UNDP). Nama Subroto diambil dari Prof. Subroto selaku Menteri Pertambangan dan Energi periode 1978 – 1988. (RAMA)
FOTO: DOK KESDM