RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID), kian serius menunjukkan komitmennya mendukung program hilirisasi mineral kritis melalui pembangunan proyek-proyek smelter. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Untuk diketahui, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengumumkan 16 Proyek Strategis Nasional atau PSN bidang mineral kritis senilai Rp248,75 triliun.
Adapun sejumlah PSN mineral kritis yang digagas pemerintah di antaranya berupa pabrik pengolahan dan pemurnian nikel menjadi feronikel, bauksit menjadi alumina, tembaga menjadi katoda tembaga, dan pasir besi menjadi pig iron.
Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf, menegaskan bahwa hilirisasi merupakan langkah strategis industri dalam mengolah bahan baku dari hulu ke hilir untuk menciptakan produk bernilai tambah tinggi.
“MIND ID menunaikan mandat pemerintah untuk program hilirisasi mineral kritis ini. Kami berharap sumber daya alam Indonesia tidak lagi dijual hanya sebagai bahan mentah, tetapi sudah dalam bentuk produk setengah jadi atau produk jadi, sehingga dapat meningkatkan potensi penerimaan negara,” ujarnya.
BACA JUGA:
MIND ID Konsisten Dorong Sinergi, Ciptakan Revenue Stream
Di antara proyek hilirisasi yang dilakukan MIND ID adalah melalui anggota perusahaannya, PT Freeport Indonesia (PTFI). Melalui PT Smelting, PTFI membangun smelter tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Smelter ini merupakan bagian dari program percepatan hilirisasi tambang yang dicanangkan oleh pemerintah dan ditargetkan mulai beroperasi pada Juni 2024. Smelter tersebut akan mulai produksi pada Agustus 2024 dan mencapai kapasitas penuh pada akhir Desember 2024.
Keseriusan MIND ID dalam mendukung program hilirisasi mineral kritis lainnya terealisasi melalui anggota perusahaannya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) yang yang menggarap Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Pembangunan smelter feronikel tersebut masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor hilirisasi mineral kritis. Pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi).
ANTAM bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) juga tengah menyelesaikan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dalam mengintegrasikan industri aluminium.
SGAR di Mempawah merupakan tonggak penting mendukung integrasi industri aluminium dari hulu hingga hilir. *Saat ini progres pembangunan SGAR Mempawah sudah mencapai 85% per Maret 2024.* Smelter ini akan memperkuat rantai pasokan antara mineral bijih bauksit dari PT Antam Tbk dengan pabrik peleburan aluminium milik PT Inalum di Kuala Tanjung, Sumatra Utara. (Rama Julian)
Foto: Dok MIND ID