RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Lifting migas di Jabanusa merupakan andalan dalam menopang lifting migas nasional. Kontribuasi lifting migas kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Jabanusa mencapai 24,4% dari total lifting nasional. Porsi terbesar di Indonesia. Dalam rangka peningkatan produksi migas di tahun 2022 dan sekaligus untuk mendukung target jangka panjang 2030, SKK Migas melakukan koordinasi oprasi produksi dengan 10 KKKS wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) di Surabaya hari ini (29/3).
Koordinasi dengan Kontraktor KKS di wilayah Jabanusa merupakan upaya SKK Migas untuk mendorong peningkatan produksi migas yang potensinya masih besar. “Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan CEO Forum bulan lalu, sebagai upaya melakukan diskusi yang lebih intensif antara SKK Migas dengan KKKS, serta antar KKKS dapat melihat capaian dan terobosan yang dilakukan KKKS lainnya serta peluang penerapannya”, kata Kepala SKK Migas perwakila Jabanusa pada laporan pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi tersebut.
“Capaian produksi dan lifting migas di KKKS Jabanusa sangat baik untuk minyak, tetapi memang ada tantangan untuk gas. Pertemuan hari ini menjadi kesempatan yang luar biasa bagi Kontraktor KKS untuk dapat menyampaikan keluhan kepada Kepala SKK Migas secara langsung dan usulan-usulannya untuk peningkatan produksi migas di setiap KKKS untuk mendukung tercapainya target 2022 dan jangka panjang 2030”, ujar Nurwahidi.
Dalam pengarahannya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa kontribusi migas Jabanusa terhadap nasional tahun ini dan tahun depan masih menjadi yang terbesar, tetapi dalam jangka panjang termasuk dalam konteks target 2030 kontribusinya menurun. Mengingat potensi migas di Jabanusa masih menarik, serta sudah siapnya infrastruktur serta industri penggunanya, maka perlu dilakukan upaya untuk dapat meningkatkan kembali produksi migas di wilayah ini.
Dwi menambahkan, melihat potensi migas yang cukup besar, mengajak KKKS Jabanusa untuk meningkatkan investasi dan mensegerakan temuan lapangan migas untuk segera di lakukan plant of development (POD). Di Jabanusa juga masih ada potensi dari sumur-sumur tua, lapangan marginal dan lainnya. Ajukan proposal pengembangan ke SKK Migas, nanti kita bahas bersama untuk bisa direalisasikan.
“Paradigmanya bukan lagi lapangan tidak ekonomis, tetapi apa yang harus dilakukan, kebutuhan dan dukungan apa dari Pemerinah agar lapangan menjadi ekonomis. Kita akan berjuang bersama-sama untuk bisa merealisasikannya”, kata Dwi.
Harga minyak dunia diperkirakan masih akan pada posisi yang tinggi dalam waktu yang lama. Menurut analisa Rystad di bulan Februari 2022, harga minyak dalam jangka pendek akan berada dikisaran US$ 128 per barel dan dalam jangka panjang di angka US$ 80 dolar. “Menyikapi harga minyak yang tinggi, langkah jangka pendek, KKKS bisa melakukan percepatan penerapan new KSO dan no cure no pay pada kegiatan reaktivasi sumur atau rejuvenasi lapangan. Dalam jangka panjang, dengan harga minyak yang masih tinggi, maka menjadi kesempatan untuk melakukan investasi. Saya rasa jumlah sumur pemboran di KKKS Jabanusa bisa ditingkatkan lagi, kegiatan workover dan well service juga bisa ditingkatan. Selain itu, kegiatan eksplorasi juga bisa ditambah”, ujar Dwi.
Lebih lanjut Kepala SKK Migas mengingatkan, selain upaya meningkatkan jumlah program dan kegiatan, maka menjaga operasional hulu migas yang ekselen harus dapat dijaga. Terkait hal tersebut, Dwi meminta agar kegiatan perawatan fasilitas produksi dijaga dengan baik. “Jangan sampai, kerja keras kita untuk melakukan kegiatan yang paling optimal untuk meningkatkan produksi migas, kemudian terkendala dengan adanya unplanned shutdown, akibatnya tentu kita akan kehilangan jam kerja, kehilangan produksi dan lifting migas. Kita akan lakukan audit operational maintenance untuk mencegah terjadinya unplanned shutdown”, tegas Dwi.
“Sehubungan dengan jadwal onstream proyek JTB di bulan Agustus 2022, maka saat ini ada kekurangan pasokan gas untuk pupuk sekitar 20 MMSCFD – 30 MMSCFD. Dari kunjungan kerja ke Saka Pangkah dan juga Petronas, ada gas yang belum terserap. Saya minta, pada forum ini seluruh Kontraktor KKS yang hadir bisa menyampaikan gas bumi yang belum terserap, serta potensi gas bumi yang bisa ditingkatkan”, imbuh Dwi.
“Gas-gas tersebut sampai Agustus 2022 akan disalurkan ke industri pupuk. Sehubungan dengan akan tersambungnya pipa gas ke Cirebon dan Semarang di tahun 2023, maka potensi gas Jabanusa kedepannya dapat dikirim ke Jawa Tengah dan juga ke Jawa Barat yang masih sangat kekurangan gas”, terang Dwi.
Dalam kegiatan koordinasi tersebut, KKKS menyampaikan beberapa kendala dan masukan untuk mendukung upaya peningkatan produksi migas di Jabanusa. Beberapa hal yang menjadi perhatian dan kebutuhan KKKS adalah serapan gas yang masih menjadi tantangan karena infrastruktur gas pipa belum tersambung ke daerah operasi di KKKS, monetisasi gas ke pembeli yang masih terkendala. Kemudian yang perlu ditingkatkan adalah koordinasi dan sinkronisasi kegiatan non teknis dengan instansi terkait dalam mendukung pemboran. (RA)
Foto: Dok SKK Migas