Monday , 20 January 2025
Home / NASIONAL / Arif Budimanta Dorong RI Manfaatkan Global Value Chain

Arif Budimanta Dorong RI Manfaatkan Global Value Chain

Resourcesasia.id- Yogyakarta – Mencermati perkembangan ekonomi global saat ini, kolaborasi antarnegara dalam memproduksi barang seperti tanpa batas. Indonesia harus mampu beradaptasi dengan situasi yang cepat berubah ini demi meningkatkan potensi ekonomi dalam negeri dalam rantai nilai global (Global Value Chain – GVC) yang menjadi tren saat ini.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta dalam seminar terkait dengan “Global Value Chain” yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, Sabtu (18/11).

Dalam rantai nilai global tersebut, World Trade Organization (WTO) tahun 2017 mencatat partisipasi Indonesia dalam rantai global tersebut masih tergolong rendah. Lembaga tersebut, kata Arif, memberikan indeks partisipasi Indonesia sebesar 43,5, di bawah rata-rata partisipasi agregat negara berkembang yang 48,5.

Malaysia merupakan negara yang memiliki partisipasi sangat tinggi, yaitu dengan indeks mencapai 60,8. Begitu juga dengan Thailand (54,3) dan China (47,7). Indeks partisipasi ini mengindikasikan keterlibatan suatu negara dalam produksi sebuah barang yang melibatkan banyak negara saat produksi.

“Ini sudah menjadi kecenderungan global. Indonesia harus terlibat aktif dalam proses rantai nilai tersebut,” papar Arif.

Menurut dia, dengan keterlibatan aktif Indonesia, keuntungan yang dapat diperoleh sangat besar. Indonesia bukan hanya negara yang menyediakan pasar bagi produk global, namun Indonesia justru terlibat dalam proses produksi.

Dengan demikian, lanjutnya, Indonesia mampu meningkatkan nilai tambah ekspornya lantaran memberikan kontribusi pada rantai nilai global. Dengan demikian, kesempatan membuka lapangan kerja juga semakin lebar.
“Proses global itu memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi Indonesia,” tegas Arif.

Data WTO menyebutkan, partisipasi Indonesia pada “Global Value Chain” terutama dikontribusikan oleh industri pertambangan, perdagangan wholesale dan ritel, serta pertanian. Tiga negara utama yang memanfaatkan input barang dari Indonesia tersebut adalah China, Korea Selatan dan Malaysia.

Arif mengingatkan, salah satu tantangan penting terkait keterlibatan Indonesia dalam rantai nilai global ini adalah masih rendahnya kualitas infrastruktur publik. Kondisi ini menyebabkan tingginya biaya produksi dan logistik.

Bank Dunia mencatat, indeks infrastruktur Indonesia pada 2016 masih tergolong rendah, yaitu di posisi 2,65. Dibandingkan dengan Malaysia yang memiliki indeks 3,45, Indonesia masih tertinggal di sektor infrastruktur. Bahkan indeks infrastruktur Vietnam sudah mencapai 2,70.

Untuk itulah, Arif Budimanta menekankan perlunya perbaikan pada kualitas infrastruktur untuk menekan biaya input produksi serta meningkatkan efisiensi. Melalui kebijakan pembangunan infrastruktur secara masif pada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla ini, dia mengharapkan kebijakan tersebut mampu mendorong peningkatan kinerja perekonomian nasional. “Dengan demikian akan tercipta tingkat kesejahteraan warga yang lebih baik,” ujarnya. (Dian)

Foto: Ist

About Resourcesasia

Resources Asia.id adalah portal berita yang menginformasikan berita-berita terkini dan fokus pada pemberitaan sektor energi seperti minyak dan gas bumi (migas), mineral dan batubara (minerba), kelistrikan, energi terbarukan (ebt), industri penunjang, lingkungan, CSR, perdagangan dan lainnya.

Check Also

Pertamina Patra Niaga Raih Rating ESG BBB, Tegaskan Komitmen terhadap Keberlanjutan

RESOURCESASIA.ID, JAKARTA – Sebagai Subholding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Patra …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *