RESOURCESAAIA.ID, JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk1 mengumumkan kinerja keuangan sembilan bulan 2022.
Roberto Lorato, CEO menyampaikan dalam keterangan persnya, Kamis (1/12/2022), “Saya senang dapat kembali melaporkan hasil operasional dan keuangan yang kuat di kuartal ini. Sebagai tambahan, kedua proyek kami di PLTGU Riau 275 MW dan PLTS Sumbawa 26 MWp telah beroperasi pada tahun ini, dan kemajuan yang baik juga dicapai pada pengembangan di Natuna dan Corridor termasuk penandatanganan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang baru dengan Gas Supply Pte Ltd. (GSPL).”
Disebutkan, laba bersih untuk sembilan bulan telah mencapai AS$401 juta, naik 614% tahun-ke-tahun dan EBITDA mencapai AS$1.232 juta. Keduanya mencerminkan volume produksi minyak, gas, dan tembaga yang kuat serta kenaikan harga komoditas.
Rata-rata harga minyak dan gas selama sembilan bulan masing-masing adalah AS$101,4/bbl dan AS$7,9/mmbtu. Sedang
EBITDA di kuartal ketiga adalah AS$423 juta, di bawah kuartal kedua, US$496 juta. Hal ini disebabkan harga komoditas yang lebih rendah.
Sedang belanja modal dalam sembilan bulan pertama adalah AS$174 juta, terutama untuk proyek pengembangan gas Natuna dan penyelesaian proyek PLTGU Riau 275MW dan fasilitas PLTS Sumbawa 26 MWp.
“Perseroan telah melunasi Surat Utang sebesar AS$456 juta melalui penawaran tender dan pembelian kembali, dan hutang sebesar AS$2732 juta telah dilunasi sejak penyelesaian akuisisi Corridor pada awal Maret,” kata Roberto.
Untuk hutang konsolidasi sebesar AS$3,3 miliar, Hutang Restricted Group2 adalah AS$2,9 miliar.
Untuk keuangan, perinciannya yaitu: EBITDA AS$1.232 juta. Laba Bersih AS$401 juta.
Hutang Bersih terhadap EBITDA2 1,5x.
Kas dan setara kas AS$671 juta. Sedang produksi Minyak & Gas 161 mboepd. Untuk penjualan ketenagalistrikan 2.930 GWh. Sedang biaya produksi Minyak & Gas AS$7,2 per boe serta belanja modal AS$174 juta.
Roberto juga mengungkapkan, kas dan setara kas sebesar AS$671 juta dengan Hutang bersih2 AS$2,3 miliar dan rasio Hutang bersih terhadap to EBITDA2 membaik menjadi 1,5x.
Perseroan, lanjutnya, menegaskan kembali panduan dividen sebesar Rp15-20/saham setelah pembayaran dividen final tahun 2021 sebesar AS$35 juta pada Agustus dan AS$25 juta dividen interim tahun 2022 yang dibayarkan pada bulan September.
Roberto juga menjelaskan tentang peringkat ESG dari Sustainalytics telah membaik dengan catatan yang sangat baik terhadap pengelolaan risiko Lingkungan, Sosial, Tata Kelola Perusahaan dan Keselamatan Kerja di Perusahaan.
Sedang untuk produksi minyak & gas adalah 161 mboepd, naik 73% tahun-ke-tahun. Panduan produksi setahun penuh telah ditingkatkan lagi menjadi 160 mboepd. Biaya produksi adalah AS$7,2 per boe.
MedcoEnergi juga telah menandatangani PJBG dengan GSPL untuk melanjutkan pasokan gas dari PSC Corridor, Sumatera Selatan.
“Untuk belanja modal minyak & gas sebesar AS$150 juta, terutama untuk beberapa proyek pengembangan di South Natuna Sea Block B PSC. Lapangan Hiu telah mulai beroperasi pada bulan Juni dan Proyek Belida Extension diharapkan akan mengalirkan gas pertama pada akhir tahun ini,” ungkap Roberto.
Ketenagalistrikan
Medco Power, lanjut Roberto, menghasilkan penjualan sebesar 2.930 GWh, dengan 22% berasal dari energi terbarukan. Penjualan meningkat 46% tahun-ke-tahun, dari kontribusi PLTGU Riau 275MW, yang mulai beroperasi pada Februari, dan fasilitas PLTS 26MWp PV Sumbawa, yang mulai beroperasi pada bulan Juni.
“Panduan penjualan listrik setahun penuh telah direvisi menjadi 4.000 GWh, mencerminkan permintaan yang lebih kuat dan perluasan kapasitas energi terbarukan,” katanya.
Pihaknya juga telah menjalin kerjasama dengan ditandatangani dengan Kansai Electric Power Co Inc., untuk mempelajari penangkapan dan penyimpanan karbon, dan secara terpisah dengan PT PLN (Persero) untuk mempelajari peluang penangkapan dan penyimpanan karbon dan hidrogen bersih.
Sedang untuk proyek Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), telah
memproduksi tembaga sebesar 331Mlbs, naik 103% dan produksi emas sebesar 554Koz, naik 484% tahun-ke-tahun, mengikuti peningkatan Fase 7. Harga tembaga terealisasi rata-rata adalah AS$4,18/lbs.
“Kontribusi net profit dari AMNT menurun pada kuartal ketiga akibat turunnya harga komoditas, US$4,46/lbs pada kuartal kedua menjadi US$3,75/lbs pada kuartal ketiga,” jelas Roberto.
Pihak perusahaan juga merevisi panduan untuk tahun 2022. Diantaranya,
terkait produksi minyak & gas 160 mboepd. Untuk penjualan ketenagalistrikan 4.000 GWh.
Untuk biaya produksi minyak & gas di bawah AS$10/boe dan belanja modal Minyak & Gas AS$250 juta dan Ketenagalistrikan AS$50 juta.
Hilmi Panigoro, Direktur Utama, mengatakan “Saya sangat senang melihat kinerja operasional dan keuangan yang secara konsisten sangat baik. Kami tetap berkomitmen untuk meningkatkan investasi untuk memasok energi berkelanjutan guna memenuhi permintaan domestik dan internasional.” (RAMA)
FOTO: DOK IST